Tetapi, ia tak ingin terburu-buru menentukan langkah kerja sama atau koalisi antar parpol untuk menghadapi Pemilu 2024.
“Kalau koalisi terlalu pagi bicara sekarang. Kita lewati ini (pendaftaran peserta pemilu) dululah,” tutur Hary pada wartawan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2022).
Ditanya soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Hary mengatakan, pihaknya membuka kemungkinan bekerja sama dengan siapa pun, termasuk dengan KIB.
“Semua dijajaki. KIS, koalisi Indonesia semua,” katanya.
Lebih jauh, ia mengungkapkan, wacana koalisi parpol non-parlemen masih dalam tahap pembahasan.
“Koalisi non-parlemen beda lagi, dalam rangka keterkaitan pencapresan semua masih berproses,” sebut Hary.
Adapun pertengahan Februari 2022, Partai Perindo dan enam parpol non-parlemen sempat mewacanakan pembentukan koalisi.
Keenamnya adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Hanura, Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Garuda.
Wacana itu digaungkan untuk dapat memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
Di sisi lain, saat ini ambang batas pencalonan presiden tengah digugat uji materi oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun, Hary menegaskan, pihaknya tak akan melakukan langkah serupa.
Dalam pandangannya upaya itu membuang banyak waktu, dan ia ingin fokus mencapai target Partai Perindo dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
“Jadi target Perindo tahun 2024 memperoleh kursi DPR minimal 60 kursi, jadi sudah double digit ya,” ujarnya.
Hingga siang ini, terdapat 8 parpol yang telah menyerahkan berkas dan melakukan verifikasi ke KPU.
Adapun berbagai parpol itu adalah PDI Perjuangan, PKS, Partai Nasdem, Prima, Partai Reformasi, Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Perindo.
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/01/14031411/daftar-jadi-peserta-pemilu-perindo-sebut-terlalu-pagi-bicara-koalisi