JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah organisasi relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan sedang mempersiapkan musyawarah rakyat (musra) untuk mencari calon presiden (capres).
Musra itu disebut akan dimulai di Bandung, Jawa Barat, pada 27 Agustus 2022 mendatang.
Adapun hal tersebut para relawan sampaikan saat bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (29/7/2022) siang.
Mereka mengaku kepada Jokowi akan mencari nama capres dari hasil musyawarah rakyat melalui mekanisme penjaringan.
Hanya saja, nama capres yang dipilih relawan Jokowi saat musyawarah rakyat itu tidak akan diungkap ke publik.
Diberikan ke Jokowi secara tertutup
Sekretaris Jenderal Pro Jokowi (Projo) Handoko mengatakan para relawan bakal jujur dalam menangkap suara rakyat yang ingin menjadikan seseorang sebagai capres.
"Kita kan hanya melakukan mekanisme penjaringan. Nama-nama silakan, kami akan sejujur mungkin untuk menangkap suara dari rakyat," ujar Handoko kepada wartawan, Jumat (29/7/2022).
Handoko menambahkan, hasil musra kelak tidak akan diungkap kepada publik, tetapi langsung dilaporkan kepada Jokowi.
"Nama-nama itu akan kami laporkan secara tertutup kepada Presiden. Jadi tidak menjadi konsumsi publik supaya kemudian tidak dianggap kami misalnya jadi endorser salah satu nama misalnya," tuturnya.
Relawan tak mau jadi endorser
Handoko menjelaskan, relawan Jokowi tak ingin dianggap memihak salah satu figur tertentu.
“Kami tidak mau diatur sebagai endorser dari satu orang, mau Ganjar, Anies, siapa pun,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, para relawan ingin nama-nama figur capres yang dihasilkan dari Musra menjadi pegangan Presiden Joko Widodo.
“Nanti hasil usulan akan kami serahkan pada Pak Jokowi, jadi biarlah jadi milik Pak Jokowi,” kata Handoko.
Jokowi keberatan nama capres disebut di musra
Sementara itu, Joko Widodo juga disebut keberatan apabila ada usulan nama capres-cawapres yang disebutkan saat para relawan menggelar musra.
Ketua Umum Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Mustar Bona Ventura mengungkapkan, dalam pertemuan itu, beberapa kelompok relawan mengundang Jokowi untuk hadir dalam musra yang rencananya untuk menentukan capres dan cawapres yang akan didukung pada Pemilu 2024.
"Terkait undangan tersebut, Presiden mengatakan, dia belum bisa pastikan kehadirannya dan dia juga berkeberatan nama capres dan cawapres tersebut disebutkan," ungkap Mustar dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Sabtu (30/7/2022).
"Karena kalau Presiden hadir lalu musyawarah rakyat menyebutkan nama capres dan cawapres, itu sama saja membuat Presiden benturan dengan partai dan itu tidak baik," lanjut dia.
Jokowi kemudian kembali memberikan pesan agar para relawannya tidak terburu-buru menentukan langkah dalam Pilpres 2024.
"Presiden juga berpesan kepada relawan untuk tidak terburu-buru dalam menentukan langkah dalam Pilpres 2024 mendatang, mengingat situasi resesi (resesi ekonomi dunia) tersebut," ujar Mustar.
Senada dengan Mustar, Ketua Umum Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas mengatakan, Presiden Jokowi menekankan pentingnya sikap ojo kesusu atau tidak terburu-buru terkait penentuan dukungan untuk Pemilu 2024.
"Beliau berpesan untuk relawan, ojo kesusu. Beliau pertegas lagi untuk relawan tidak langsung terlibat politik praktis dulu soal capres. Pak Jokowi minta relawan lebih cenderung untuk bekerja membantu pemerintah," kata Umbas dalam keterangan tertulisnya pada Jumat.
Tentang musra para relawan Jokowi
Sebanyak 15 organisasi relawan Jokowi akan menyelenggarakan musra di 34 provinsi di Indonesia untuk mencari duet kepemimpinan nasional pada Pilpres 2024.
Para organisasi relawan Jokowi itu antara lain, Projo, Relawan Buruh Sahabat Jokowi, Seknas Jokowi, Almisbat, GK, RKIH, Gapura, Jaman, Bara JP, Kornas Jokowi, Indeks, KIB, Duta Jokowi, dan RPJB.
Musra pertama akan dimulai di Bandung, Jawa Barat pada Sabtu, 27 Agustus 2022 dan berakhir di Jakarta pada Maret 2023.
Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia Panel Barus mengatakan, musra adalah satu wadah di mana rakyat bisa ikut terlibat lebih aktif dalam menentukan kepemimpinan nasional ke depan dan ikut menentukan program-program harapan rakyat ke depan.
Dia juga mengatakan, musra adalah rekomendasi politik hasil rapat kerja nasional (rakernas) Projo di Magelang, Jawa Tengah yang dihadiri oleh Presiden Jokowi selaku Dewan Pembina Projo.
"Musra muncul didasari oleh arahan pidato Ketua Dewan Pembina (Presiden Jokowi) pada saat pembukaan Rakernas tersebut. Dalam pidato arahannya beliau menyampaikan banyak hal tentang politik. Tapi ada beberapa hal yang menjadi dasar (musra) misalnya 'ojo kesusu' (jangan buru-buru), gali kehendak rakyat, bicara lagi kepada rakyat, serap aspirasi rakyat," kata Panel di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (16/7/2022).
Musra, lanjut Panel, merupakan ruang demokratis di mana rakyat akan terlibat aktif dalam mendiskusikan nasib bangsa Indonesia ke depan.
"Jadi urusan kepemimpinan nasional ke depan menurut hemat kami tidak boleh hanya menjadi urusan segelintir elit. Karena rakyat punya hak konstitusionalnya untuk ikut terlibat memperdebatkan siapa pemimpin mereka ke depan," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/31/08184791/kala-relawan-jokowi-hendak-musyawarahkan-nama-capres-tapi-hasilnya-tak-akan