Karena kondisi saat itu masker menjadi sangat mahal dan diburu oleh warga dan berdampak pada stok masker untuk para medis.
"Itu harus saya lakukan, harga masker Rp 2 juta untuk satu boks, jadi rebutan masyarakat. Dokter-dokter, medis tidak akan mendapatkan masker, padahal masker itu masker medis," Kata Terawan dalam acara Rosi di Kompas TV, Jumat (8/7/2022).
Setelah masker kain muncul sebagai alternatif, barulah dilakukan sosialisasi pentingnya menggunakan masker untuk semua orang.
"Akhirnya muncul masker kain, di situlah kita membiarkan penjelasan dan edukasi pentingnya memakai masker," ucap Terawan.
Menurut Terawan, cara penyampaian penggunaan masker yang dia lakukan tidak keliru. Karena ada faktor risiko yang lebih besar yaitu tenaga medis yang tumbang saat masker menjadi langka.
"Ada risiko yang lebih besar," tutur dia.
Selain itu, saat dia mengucapkan masker hanya untuk orang sakit, regulasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang menetapkan hal serupa.
"Mereka (WHO) mengatakan pada saat itu memang yang sakit pakai masker, yang sehat enggak perlu," kata dia.
Pernyataan Terawan yang menyebut orang sehat tidak perlu menggunakan masker terekam pada Senin, 2 Maret 2020 lalu.
Terawan yang saat itu masih menjabat Menteri Kesehatan menanggapi langkanya jumlah masker di Indonesia pasca-penyebaran virus corona (Covid-19).
Terawan menyebutkan, orang perlu memakai masker hanya bagi mereka yang sakit. Ia mengimbau masyarakat yang berada dalam kondisi sehat tak usah memakai masker.
"Tetap keputusannya dari WHO yang sakit yang pakai masker. Yang sehat enggak usah. Kenapa? Karena apa? Kalau yang sehat pakai juga percuma, dia nanti megang-megang tangannya dan sebagainya. Tetap saja bisa kena," kata Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Daripada itu (pakai masker), mending dia yang menjauhi orang sakit. Yang sakit menutup diri," ujar Terawan.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/08/14553711/terawan-mengaku-terpaksa-bilang-masker-hanya-untuk-orang-sakit-saat-awal