Salin Artikel

Melihat Tren Kenaikan Covid-19 yang Diprediksi Jokowi Capai Puncak pada Juli Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi pandemi virus corona di Indonesia mengalami eskalasi hampir satu bulan terakhir.

Angka kasus harian Covid-19 yang sebelumnya berhasil ditekan menjadi 200 kasus per hari kini melonjak melewati 1.000, bahkan tembus 2.000 kasus.

Situasi ini menjadi kekhawatiran banyak pihak, termasuk Presiden Joko Widodo. Jokowi memprediksi, lonjakan kasus Covid-19 akan mencapai puncaknya pada bulan Juli ini.

"Yang kita tahu kasus per 3 Juli kemarin ada sebanyak 1.614 kasus (Covid-19). Dan diprediksi puncak kasusnya akan berada di bulan Juli ini, di minggu kedua atau minggu ketiga," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/7/2022).

Untuk menghadapi situasi tersebut, Jokowi mendorong agar vaksinasi booster digencarkan. Apalagi, saat ini capaian vaksinasi dosis ketiga di Indonesia masih rendah, yakni 24,5 persen.

Tak hanya itu, presiden meminta agar vaksinasi booster jadi syarat perjalanan pesawat terbang. Bahkan, rencananya, vaksin dosis ketiga akan diwajibkan dalam penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Jokowi pun meminta jajarannya menggencarkan penerapan protokol kesehatan supaya kasus harian Covid-19 dapat kembali ditekan.

"Ini penting karena kita tidak mau pengendalian Covid-19 ini bisa mengganggu ekonomi," kata kepala negara.

Melihat kekhawatiran Jokowi ini, bagaimana sebenarnya tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia?

Tren kasus Covid-19

Kenaikan kasis Covid-19 mulai tampak pada awal Juni kemarin. Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, kasus harian merangkak naik dari 500-an kasus, lalu melewati 1.000 kasus, hingga tembus 2.000 kasus.

Kenaikan kasus harian ini berimbas pada meningkatnya angka kasus aktif.

Namun begitu, angka kesembuhan juga bertambah setiap hari, bersamaan dengan penambahan jumlah pasien meninggal dunia yang cenderung fluktuatif.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya telah mengatakan bahwa kenaikan ini disebabkan karena subvarian Omicron yang baru, BA.4 dan BA.5

Varian turunan itu menyebar di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, sejak Juni kemarin. Kini, BA.4 dan BA.5 sudah mendominasi kasus Covid-19 di tanah air.

"Sekarang di Indonesia BA.4 BA.5 tuh sudah lebih dari 80 persen dari varian yang kita genome equence, bahkan untuk di DKI Jakarta sudah 100 persen itu adalah varian BA.4 BA.5," kata Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/7/2022).

Sejalan dengan Jokowi, Budi menuturkan, kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 diprediksi terus bertambah dan akan mencapai puncaknya dalam satu 1-2 minggu ke depan.

Berikut tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam sepuluh hari terakhir akibat subvarian BA.4 dan BA.5:

25 Juni 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 1.831 kasus
  • Kasus kematian: 3 kasus
  • Kasus aktif: 13.968 kasus

26 Juni 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 1.726 kasus
  • Kasus kematian: 3 kasus
  • Kasus aktif: 14.516 kasus

27 Juni 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 1.445 kasus
  • Kasus kematian: 9 kasus
  • Kasus aktif: 14.315 kasus

28 Juni 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 2.167 kasus
  • Kasus kematian: 2 kasus
  • Kasus aktif: 15.310 kasus

29 Juni 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 2.149 kasus
  • Kasus kematian: 3 kasus
  • Kasus aktif: 16.174 kasus

30 Juni 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 2.248 kasus
  • Kasus kematian: 6 kasus
  • Kasus aktif: 16.790 kasus

1 Juli 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 2.049 kasus
  • Kasus kematian: 3 kasus
  • Kasus aktif: 16.915 kasus

2 Juli 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 1.794 kasus
  • Kasus kematian: 5 kasus
  • Kasus aktif: 16.915 kasus

3 Juli 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 1.614 kasus
  • Kasus kematian: 4 kasus
  • Kasus aktif: 16.919 kasus

4 Juli 2022

  • Kasus Covid-19 harian: bertambah 1.434 kasus
  • Kasus kematian: 9 kasus
  • Kasus aktif: 16.476 kasus

Perketat prokes

Terkait ini, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, gelombang Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 akan berlangsung sedikit lebih lama dibandingkan gelombang virus corona sebelum-sebelumnya.

Kendati demikian, gelombang ini diperkirakan tidak akan lebih berat dibandingkan dengan varian Delta lantaran masyarakat sudah punya imunitas yang lebih baik dari vaksin.

"Namun kita harus hati-hati dengan kehadiran BA.275 di mana dia belum berhenti pola gelombang dari BA.4 dan BA.5 ini, sudah datang dan memperpanjang masa gelombang itu," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (4/6/2022).

Untuk menghadapi puncak lonjakan kasus, kata Dicky, pemerintah seharusnya memberlakukan sejumlah pengetatan aturan.

Misalnya, tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, meskipun bukan PPKM level 3 dan 4. Kemudian, kembali mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan.

Selain itu, penting untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster, utamanya pada kalangan rentan dan lanjut usia.

Pemerintah juga didorong kembali mewajibkan tes antigen untuk acara-acara yang menimbulkan kerumunan juga untuk syarat perjalanan jarak jauh, atau minimal mensyaratkan vaksinasi booster.

"Selain juga pastikan orang-orang yang bergejala ini harus diberikan untuk kesempatan WFH (work from home, bekerja dari rumah) karena ini akan juga mengurangi potensi penularan," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/04/17262731/melihat-tren-kenaikan-covid-19-yang-diprediksi-jokowi-capai-puncak-pada-juli

Terkini Lainnya

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke