Salin Artikel

Tanda Tanya Capres PDI-P: Kuasa Megawati dan Kalkulasi Politik

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan tak bergeming. Di tengah riuhnya bursa pencalonan presiden menuju 2024, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tetap teguh pada pendirian, belum mau mengumumkan nama calon presiden (capres).

Dikatakan berulang kali oleh para kader partai banteng, PDI-P menunggu arahan ketua umum perihal pencapresan.

Sementara, hingga kini belum ada sinyal Megawati bakal mengumumkan nama capres pilihannya.

Bukannya PDI-P tak punya nama potensial untuk dicalonkan di pilpres. Sebutlah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR RI Puan Maharani yang namanya kerap disebut-sebut dalam survei elektabilitas capres 2024.

Bahkan, isu berembus mengatakan bahwa Ganjar dan Puan bersaing di internal PDI-P memperebutkan tiket menuju panggung pencapresan.

Bisa jadi, belum diumumkannya capres PDI-P ini karena Megawati masih menimbang-nimbang pertaruhan. Mungkin juga ini bagian dari strategi.

Tak terpengaruh partai lain

Terbaru, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa partainya tidak terpengaruh oleh partai lain soal deklarasi pencapresan.

Ini menangapi Partai Gerindra yang dalam waktu dekat akan mengumumkan nama ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai capres.

"Kalau masalah Gerindra itu masalah otonom Partai Gerindra, silakan. Tapi kalau PDI-P menunggu ibu ketua umum. Yang sabar sedikit, jangan grasah-grusuh, jangan kesusu (terburu-buru)," kata Djarot di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (3/7/2022).

Djarot mengaku dirinya bahkan tak tahu menahu soal rencana deklarasi pencapresan Prabowo.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun mengatakan, dirinya belum bisa memastikan apakah PDI-P akan merapat ke Gerindra jika partai berlambang Garuda itu mendeklarasikan Prabowo sebagai capres.

"Saya belum pernah mendengar deklarasi itu. Itu masih prediksi, imajinasi, spekulasi ini. Kami di dalam (PDI-P), tidak main spekulasi," ujarnya.

Kuasa ketua umum

Para kader PDI-P paham betul bahwa perihal capres merupakan wewenang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Ihwal tersebut telah ditegaskan dalam hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P yang diumumkan pada Kamis (23/6/2022).

"Rakernas II Partai menegaskan bahwa penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung oleh PDI Perjuangan pada Pemilu 2024, berdasarkan keputusan Kongres V Partai, AD/ART Partai dan tradisi demokrasi partai adalah hak prerogatif Ketua Umum Partai, Prof DR (HC) Megawati Soekarnoputri," kata kader PDI-P yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membacakan hasil rakernas di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis.

Dalam acara yang sama, Megawati mengatakan bahwa dirinya memang belum mengumumkan nama capres-cawapres yang akan diusung partainya. Dia pun meminta semua pihak bersabar.

"Tentu semuanya berpikir, kenapa ya ibu, sudah banyak itu pertanyaan. Kapan mau mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden, ya sabar lah sedikit," kata dia.

Megawati beralasan, dirinya belum selesai menghitung dan mempertimbangkan mana calon yang tepat.

Menurut Mega, sebagai ketua umum pemegang hak prerogatif untuk menentukan capres, dirinya harus betul-betul teliti sebelum ambil keputusan.

"Saya sebagai ketua umum harus menghitung gitu loh, jadi perhitungan saya belum selesai," tutur Presiden ke-5 RI itu.

Kriteria Mega

Kendati belum mengumumkan nama, Megawati sempat menyinggung kriteria kader yang bakal dipilihnya sebagai capres.

Megawati mengaku, dia tak akan memilih sosok yang hanya bermodalkan elektoral. Menurutnya, calon pemimpin semestinya memiliki kemampuan tata kelola negara yang kuat.

"Maka pemimpin yang saya cari tidak hanya yang mengandalkan elektoral semata," ucap Megawati.

Mega menyebut, tantangan bagi seorang calon pemimpin tidaklah ringan. Ada banyak persoalan ke depan terkait persoalan negara yang tak bisa diselesaikan hanya bermodalkan elektoral yang tinggi.

"Seperti ketidakpastian global, ancaman resesi dunia, krisis pangan dan masih banyak lainnya," kata putri Proklamator Soekarno itu.

Tak khawatir

Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai bahwa belum diumumkannya capres PDI-P hingga kini adalah karena partai tersebut merasa tak khawatir soal pencapresan.

Sebagai partai penguasa yang bisa mengusung calon presidennya sendiri, PDI-P punya banyak waktu untuk menimbang dan memilih capres terbaik.

"PDI-P sebagai partai bisa mencalonkan sendiri tanpa koalisi karena memenuhi ambang batas pencalonan presiden memang lebih terlihat kalem," kata Bawono kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Bawono menilai, PDI-P merasa lebih aman karena menjadi satu-satunya partai yang memenuhi presidential threshold. Sebab, modal tersebut juga dirasa menjadi faktor penarik partai lain untuk merapat ke partai banteng.

Selain itu, lanjut Bawono, sudah menjadi langgam politik PDI-P mengumumkan nama capres di detik-detik menuju pendaftaran calon presiden.

"Seperti juga kebiasaan mereka selama ini sebagai partai politik dengan kursi terbesar di parlemen kemungkinan memutuskan pilihan dalam pemilihan presiden mendatang di last minute," tuturnya.

Kendati begitu, Bawono menilai, keputusan PDI-P yang belum juga buka suara terkait pencapresan belum tentu menarik partai-partai lain untuk merapat.

Menurutnya, parpol lain akan menimbang sosok yang kelak diusung PDI-P, dan tentu menghitung peluang kemenangannya.

"Apalagi bila bakal calon diusung nanti memiliki prospek elektoral menjanjikan untuk menang," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/04/08502401/tanda-tanya-capres-pdi-p-kuasa-megawati-dan-kalkulasi-politik

Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke