Menurut laporan jurnalis Kompas TV Nitia Anisa dari Mekkah, hingga Minggu (3/7/2022) pagi, tercatat 416 jemaah haji asal Indonesia yang jatuh sakit.
Sementara, total 20 jemaah meninggal dunia.
Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana mengimbau jemaah menghindari kelelahan berlebihan.
Sebab, menurutnya hal itu akan memunculkan penyakit komorbid atau penyakit penyerta pada jemaah.
"Cuaca panas, kita imbau jemaah minum jangan tunggu haus. Ketiga, menjelang Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), H-3 sebelum arafah perbanyak istirahat di pondok masing-masing," jelas Budi.
Budi melanjutkan, masa-masa kritis kesehatan para jemaah juga telah diperkirakan.
Masa kritis atau critical period disebut akan mencapai puncaknya pada saat memasuki Armuzna.
"Makanya tadi sebelum di Arrafah, kita harus bisa menyelesaikan seluruh skrining ini. Dengan harapan jemaah yang betul-betul sehat lah yang akan melakukan wukuf secara mandiri," ucap Budi.
Dengan demikian, lanjut Budi, nantinya angka kesakitan dan kematian jemaah saat wukuf bisa terkendali.
Di sisi lain, dengan skrining atau pengecekan kesehatan itu bisa diketahui secara selektif terkait kesehatan jemaah haji.
"Bisa ketahuan betul secara selektif, jemaah mana yang bisa (wukuf mandiri), jemaah mana yang tidak," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/03/18255961/93-jemaah-haji-ri-dirawat-di-tanah-suci-karena-dehidrasi-dan-kelelahan