Menurut Riza, sikap itu diperlihatkan Tjahjo ketika seseorang memiliki perbedaan pilihan saat pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres).
"Beliau selalu mengedepankan supaya kita bisa rukun, bisa damai, bersatu, semua. Sekalipun kita di Pilpres, di Pileg, punya pilihan masing-masing, tapi beliau selalu mengajak supaya kita bisa bersatu bersahabat," kata Riza saat ditemui di Kompleks Widya Chandra Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2022).
Tak hanya itu, Riza juga mengenang Tjahjo sebagai pribadi yang sangat cerdas dan sangat peduli semasa hidupnya.
Dia, kata Riza, mampu mengakomodir semua kepentingan bangsa negara dan partai-partai selama ini sejak menjadi Menteri Dalam Negeri hingga menjadi Menteri PAN RB.
"Beliau memang sering kita diskusi, apalagi selama di DPR. Beliau selalu mengedepankan pentingnya kerja sama yang baik," ungkap Riza.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, para pejabat publik hingga anggota partai politik akan senantiasa mendoakan Tjahjo.
"Semoga beliau diterima oleh Allah SWT di surga, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Kita semua dapat meneladani sosok Tjahjo Kumolo (yang) sangat baik," ucap Riza.
Sebelumnya diberitakan, Tjahjo meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Gondangdia, Jakarta Pusat, pada pukul 11.10 WIB, Jumat. Tjahjo menjalani perawatan intensif di RS tersebut sejak pertengahan Juni.
Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini mengonfirmasi berita duka tersebut.
“Bapak Menteri telah dipanggil Allah SWT pada hari ini pukul 11.10 WIB. Kami mohon doa dari Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian, semoga beliau diterima di sisi-Nya,” kata Rini.
Kemudian, jenazah Tjahjo tiba di rumah duka pukul 13.42 WIB pada Jumat (1/7/2022). Jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans dan diiringi beberapa polisi.
Sebelum kedatangan jenazah, beberapa politisi dan menteri-menteri Tanah Air terlihat menyambangi rumah duka. Sejumlah karangan bunga dengan ucapan bela sungkawa juga terlihat datang bergiliran.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/01/18550741/kenangan-riza-patria-tentang-tjahjo-sekalipun-di-pilpres-beda-pilihan-selalu