Harapan itu disampaikan khususnya kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait implementasi janji-janji kampanye saat Pilkada 2017 lalu.
"Termasuk juga di dalam ulang tahun itu kan kita harus introspeksi. Kita harus mengevaluasi, apa yang sudah dilakukan oleh kita oleh Jakarta, apa yang sudah dinikmati oleh rakyat, apakah janji-janji program program pemerintah DKI, janji janji waktu kampanye itu terwujud?," kata Djarot di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, di sela-sela Rakernas PDI-P, Rabu.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian membeberkan catatan kondisi Jakarta saat ini.
Dia mengaku prihatin, lantaran ultah Jakarta justru diwarnai catatan soal polusi udara di ibu kota menjadi yang paling buruk di dunia.
"Kalau begitu ada sesuatu yang perlu kita evaluasi. Contoh misalnya berapa ruang terbuka hijau, selama empat mau lima tahun itu (masa kepemimpinan gubernur)," ujarnya.
Di sisi lain, ia juga menyoroti soal istilah yang dipakai pada ultah Jakarta kali ini yaitu hajatan dan kolaborasi.
Menurut dia, belum banyak masyarakat yang mengetahui istilah kolaborasi.
"Opo sih kolaborasi itu? Oh gotong royong, kan gitu ya. Apa sih akselerasi itu, oh percepatan. Kan gitu ya," jelasnya.
"Atau bahasanya apa, bahasa Betawinya, kalau relevansi itu apa, bahasa Betawinya. Opo maknane (maknanya)? Anda enggak tahu, peningkatan kayak elevator gitu ya. Peningkatan," sambung Djarot.
Oleh karena itu, dia menilai masyarakat Jakarta perlu mengetahui istilah-istilah tersebut agar dapat merayakan ulang tahun daerahnya dengan baik.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/22/13391081/sampaikan-harapan-ultah-dki-jakarta-ke-495-djarot-kita-harus-introspeksi