Kepada Presiden, Basuki menjelaskan, kehadiran bendungan di seluruh Indonesia telah meningkatkan indeks pertanaman hingga di angka 147 sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS).
"(Kehadiran bendungan) meningkatkan indeks pertanaman yang sekarang ini rata-rata nasional BPS, Pak, 147 persen, dengan 231 bendungan. Jadi dengan tambahan 61 bendungan bisa kita menjadi 200 persen,” kata Basuki, dikutip dari siaran pers.
Basuki menuturkan, kehadiran bendungan juga berpengaruh terhadap hasil produksi pangan Tanah Air.
Ia menyebutkan, dengan indeks pertanaman 147 persen, hasil produksi beras secara nasional mencapai 31 juta ton, melebihi kebutuhan konsumsi nasional.
"Padahal konsumsinya 28 juta ton. Jadi make sense Pak, kenapa tiga tahun kita enggak impor (beras),” ujar Basuki.
Ia berharap, angka produksi beras nasional itu dapat mencapai 40 juta ton pada tahun 2045 dengan banyaknya bendungan yang sedang dibangun.
"Jadi nanti 2045 kalau bisa sampai 200 (persen), itu bisa produksi 40 juta ton. Surplusnya bisa sampai 10 juta (ton),” kata dia.
Adapun Bendungan Sindangheula telah diresmikan Jokowi pada 4 Maret 2021.
Bendungan tersebut memiliki kapasitas tampung 9,3 juta meter kubik dan mengairi kurang lebih 1.289 hektar sawah.
"Kita harapkan bendungan ini memberikan nilai tambah yang besar bagi para petani di Banten dalam menjamin ketersediaan air yang cukup sehingga makin produktif dan bisa menjaga ketahanan pangan," ujar Jokowi saat itu.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/17/14245291/dampingi-jokowi-ke-sindangheula-menteri-pupr-sebut-kehadiran-bendungan