JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli kesehatan masyarakat Hermawan Saputra mengatakan, penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah tepat, di tengah kenaikan kasus infeksi harian Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
"Penerapan PPKM yang tetap menggunakan level saya pikir cukup baik," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/6/2022).
Akan tetapi, Hermawan berharap kebijakan PPKM juga ditunjang oleh kampanye pelaksanaan protokol kesehatan 5M yang gencar. Protokol kesehatan itu adalah menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Hermawan menganjurkan masyarakat tetap tidak mengabaikan penggunaan masker dan protokol kesehatan lain, walaupun Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah melonggarkan penggunaan masker dengan syarat hanya di ruangan terbuka dan tidak berkerumun.
Sebab menurut Hermawan, protokol kesehatan terbukti bisa mencegah penularan dan penyebaran Covid-19, selain langkah melakukan vaksinasi.
Di sisi lain, dia mengingatkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemi Covid-19 sehingga masyarakat diharapkan tetap waspada, tetapi tidak perlu panik terkait kenaikan kasus infeksi harian.
"Kita kan tidak mau pasca Covid ini kan menjadi pandemi, maunya kan endemi, kasus tetap ada tetapi terkendali," kata Hermawan yang juga anggota Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
Pada Kamis (16/6/2022) kemarin, tercatat ada penambahan 1.173 kasus baru Covid-19. Sedangkan pada Rabu (15/6/2022) tercatat ada 1.242 kasus baru infeksi Covid-19.
Dengan penambahan kasus harian Covid-19 yang mencapai lebih dari 1.000, kini kasus Covid-19 mencapai 6.064.424 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Jumlah kasus sembuh Covid-19 di Indonesia hingga saat ini mencapai 5.901.083. Sedangkan kasus kematian dari Covid-19 kini mencapai 156.673.
Selain itu, menurut data pemerintah hingga Kamis kemarin tercatat jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yakni sebanyak 201.062.096 orang atau 96,54 persen.
Selain itu, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua yaitu 168.322.378 orang atau 80,82 persen dari total target sasaran vaksinasi.
Sedangkan masyarakat yang sudah menerima vaksinasi dosis ketiga atau booster mencapai 48.494.728 dosis atau 23,29 persen.
Pemerintah telah menetapkan sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) yaitu 208.265.720 orang.
Sasaran vaksinasi itu terdiri atas tenaga kesehatan, lanjut usia petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum termasuk remaja dan anak-anak.
Secara terpisah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, puncak kasus harian Covid-19 sebagai akibat penularan subvarian BA.4 dan BA.5 diperkirakan bakal mencapai 20.000 per hari.
"Jadi kalau kita Delta dan omicron puncaknya di 60.000 kasus sehari, kira-kira nanti ya estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20.000 per hari karena kita pernah sampai 60.000 per hari paling tinggi," ujar Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (16/6/2022).
"Jadi kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang BA.4 dan BA.5 masuk puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya," kata dia.
Selain itu, Budi mengatakan, fatality rate akibat BA.5 dan BA.4 jauh lebih rendah dibandingkan kematian akibat varian Delta dan varian Omicron.
"Mungkin 1/12 atau 1/10 dari Delta dan Omicron," ucap Budi.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menjelaskan, kedua subvarian Omicron ini dapat menginfeksi hampir semua orang, baik yang telah mempunyai bekal antibodi maupun belum.
Bahkan yang sudah mendapatkan 3 dosis juga bisa terinfeksi, meski gejala yang ditimbulkan akan berbeda.
Menurut Dicky, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan reinfeksi atau menginfeksi ulang, lanjut dia, yang meskipun pernah terinfeksi oleh subvarian BA.1, BA.2, BA.3, atau Delta, virus masih bisa menyebabkan infeksi ulang.
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr. Erlina Burhan mengatakan, tingkat keparahan gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sama dengan subvarian Omicron sebelumnya. Orang-orang yang terinfeksi bahkan dilaporkan ada yang tidak bergejala.
Akan tetapi ada juga beberapa orang yang terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mengalami gejala. Yakni sakit tenggorokan, badan pegal, demam, batuk, sakit kepala, badan lemas, mual atau muntah, sakit perut, dan sesak napas.
(Penulis : Adhyasta Dirgantara, Haryanti Puspa Sari, Dian Erika Nugraheny | Editor : Bagus Santosa, Icha Rastika)
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/17/11190051/ahli-sebut-ppkm-sudah-cukup-baik-buat-redam-kenaikan-kasus-covid-19