Sembari terisak, Hasto menyatakan harapannya dari disertasi yang diangkat yaitu agar mimpi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri terwujud.
Keinginan Megawati itu, kata Hasto, agar Presiden Pertama RI Soekarno atau akrab disapa Bung Karno diterima apa adanya oleh bangsa Indonesia.
"Penelitian ini kami persembahkan bagi Ibu Megawati Soekarnoputri. Sehingga mimpi Ibu, Bung Karno tidak hanya diterima apa adanya tetapi Bung Karno dengan pemikirannya akan selalu hidup dan menggerakkan Indonesia untuk menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa di dunia," kata Hasto di ruang sidang Universitas Pertahanan, Senin.
Kala itu, air mata Hasto tampak mengalir makin deras. Ia pun membuka masker dan kacamatanya hingga didekati putrinya yang kerap disapa Mbak Astri memberikan tisu.
Sebelum menyatakan hal itu, Hasto menceritakan suatu hal penting yang dialaminya bersama Megawati.
Kejadiannya, kata Hasto, sekitar tahun 2008 di pantai daerah Buleleng, Bali.
"Di pinggir pantai, suasananya enak, kontemplatif, saya bertanya kepada Ibu Mega. Apa mimpi Ibu Mega? Ini belum pernah saya ceritakan. Bu Mega diam sejenak lalu mengatakan kepada saya 'Mimpi saya adalah agar Bung Karno ini diterima sewajarnya di republik ini'," urai Hasto.
Menurut dia, pernyataan itu luar biasa. Apalagi dari pengalaman hidup Megawati dinilai bagaikan falsafah Jawa cokro manggilingan (siklus kehidupan manusia Jawa ibarat roda berputar- red).
Hasto mengatakan, Megawati mengalami kehidupan yang berbeda pasca peristiwa politik lengsernya Bung Karno dari jabatan presiden.
"Jadi anak presiden, tinggal di istana kemudian akibat peristiwa politik yang tidak jelas kebenarannya sampai sekarang menjadi rakyat biasa, tidak membawa apa-apa. Bahkan Bung Karno tidak tahu berapa gajinya, di mana dana pensiunnya tidak tahu," ucapnya.
Akan tetapi, Mega disebut Hasto bahkan tidak memiliki dendam dengan Orde Baru yang dipimpin Presiden Kedua RI, Soeharto.
Menurut Hasto, Megawati lah yang justru meminta agar orang berhenti menghujat Soeharto, pasca reformasi yang melengserkannya.
"Tetapi dengan seluruh proses seperti itu, ketika reformasi Pak Harto jatuh semua menghujat Pak Harto, Ibu Mega mengatakan 'Stop hujat Pak Harto.' Dan Ibu Mega melakukan langkah rekonsiliasi nasional. Bahkan tidak ada dendam sedikitpun dari Ibu Mega," cerita Hasto.
Padahal, pada masa Orde Baru banyak penilaian bahwa Pemerintahan dibangun mengatasi krisis yang menyengsarakan rakyat.
Kemudian Hasto kembali bertanya, alasan Megawati melarang agar Soeharto jangan dihujat, padahal Megawati sendiri mengalami pengalaman tak mengenakkan ketika Bung Karno mendapat perlakuan tak adil.
"Ibu Mega mengatakan 'Saya tidak ingin seorang pemimpin dipuja ketika berkuasa dan dihujat ketika tidak berkuasa. Biar lah itu jadi pengalaman Bung Karno saja'. Menurut saya ini luar biasa," tambah Hasto.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/07/10000811/tangis-hasto-pecah-teringat-mimpi-megawati-agar-bung-karno-diterima