Kedatangan Presiden dan Istri di kampus tersebut disambut Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari Monica Tanuhandaru.
Di lokasi tersebut, Jokowi dan Iriana meninjau rumah bambu lestari, beragam produk bambu, termasuk sepeda bambu yang disebut Spedagi.
Jokowi juga sempat berbincang-bincang dengan Mama-mama pelopor bambu.
“Berapa bibit bisa dihasilkan dalam sebulan?," tanya Jokowi.
“Bisa sampai 8.000 bibit Pak Presiden,” jawab seorang Mama Pelopor Bambu.
Mama-mama Bambu adalah ibu-ibu yang belajar pembibitan bambu dari tunas selama tujuh hari di Kampus Bambu ini.
Mereka merupakan perwakilan dari desa-desa yang ada di tujuh kabupaten di Flores, termasuk Kabupaten Ngada.
Seorang Mama Bambu menjelaskan dengan menghasilkan 8.000 bibit, mereka mendapatkan insentif sebesar Rp 2.500 per-anak bambu.
“Hasilnya lumayan dan digunakan untuk anak sekolah, kesehatan dan pengeluaran untuk keluarga” ucap salah seorang dari mereka.
Selanjutnya, Jokowi dan Iriana berkesempatan melihat paparan tentang konservasi kekayaan bambu endemik Indonesia, dan pentingnya bambu bagi restorasi lahan, konservasi air dan mitigasi perubahan iklim, termasuk melalui penanaman di areal perhutanan sosial dan lahan-lahan kritis.
Keduanya kemudian mendapatkan penjelasan mentenai sistem laminasi bambu dan teknologi bambu yang bisa menggantikan kayu dari Arief Rabik yang merupakan Ketua Yayasan Bambu Lestari.
Menurut Arief, Presiden menyambut baik sistem tersebut.
"Tanggapan Pak Presiden positif, beliau menanyakan tentang beberapa teknologi-teknologi dan bagaimana caranya untuk membangun pabrik berbasis desa dan laminasi," ujar Arief dalam keterangannya usai kunjungan berlangsung.
"Saya berterima kasih banyak atas kunjungan Pak Presiden ke Kampus Desa Bambu di Turetogo, Flores, Ngada," ungkapnya.
Penasihat Senior Yayasan Bambu Lestari Noer Fauzi Rachman menyampaikan bahwa Kampus Bambu selain tempat melatih Mama-mama Bambu, juga tempat untuk melatih pemangku kepentingan lainnya di sektor industri bambu rakyat.
"Kampus Bambu ini menjadi tempat di mana kita melatih Mama-mama Bambu dan anak muda mulai dari pengalaman pertama melakukan pembibitan bambu berasal dari tunas, pembesaran hingga praktik pengelolaan hutan bambu lestari," ungkap Noer.
"Kemudian juga pelatihan bagi pendamping lapangan pandu-pandu bambu, kemudian juga pemerintah daerah, multi sektor yang lain, termasuk mengorkestrasi industrinya," lanjutnya.
Presiden juga berdiskusi dengan Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari Monica Tanuhandaru dan Ahli Taksonomi Bambu Elizabeth Anita Widjaja.
Dalam kunjungan tersebut, Jokowi juga berkesempatan meninjau langsung proses pengawetan bambu dan produk hasil olahan bambu.
Turut mendampingi Jokowi adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, dan Bupati Ngada Andreas Paru.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/02/05522501/presiden-jokowi-tinjau-kampus-bambu-di-ngada-ntt