Salin Artikel

Selamat Jalan Pengabar Wabah, Penuntas H2C (Harap-harap Cemas)

Saya ingatkan saudara, mari sama-sama menjaga jarak. Jaga jarak lebih dari dua meter. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kemudian produktif di rumah, kerja dari rumah dan belajar dari rumah dan beribadah di rumah. Mudah-mudahan dengan kerja keras dari pemerintah, sinergi dengan masyarakat dan bersama siapapun bisa menanggulangi penyebaran penyakit Covid-19. Kami yakin, optimis kita mampu”.

Kalimat rancak, tegas, gamblang serta mengabarkan optimisme hidup agar tidak mudah menyerah seperti saya nukilkan di atas begitu sering kita dengar selama 140 hari terhitung sejak 3 Maret 2020 di layar kaca.

Pernyataan resmi pemerintah yang disampaikannya, begitu ditunggu masyarakat dengan sikap H2C alias “harap-harap cemas”.

Sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, pernyataannya tidak saja dinanti para wartawan, tetapi juga khalayak umum yang ingin mengetahui warta terkini tentang wabah Covid-19.

Berpenampilan tenang, mahal senyum tetapi khas dengan baju batik yang dipadupadankan dengan masker yang berwarna senada, Achmad Yurianto yang didapuk menjadi juru bicara begitu “berhasil” mengkomunikasikan setiap perkembangan wabah yang terjadi saban harinya.

Perkembangan wabah yang disampaikan begitu mudah dicerna, membuat kita waspada dengan pagebluk.

Ada yang membuat sosok penyampaian dan penampilan Achmad Yurianto begitu melegenda.

Saya mencatat dan mengingat; “oleh karena itu, pakai batik, penyebaran masih terjadi, tidak panik, tetap di rumah, pakai masker, gotong royong, kita putus rantai virus ini, baju dan makser selalu serasi, cuci tangan, jaga jarak, jangan mudik, sudah barang tentu, naikkan imunitas dengan makanan bergizi, Indonesia pasti bisa serta kita harus patuh” adalah ciri khas kalimat-kalimat yang selalu diucapkan dan penampilan dari seorang Achmad Yurianto.

Improvisasi kalimat yang diucapkan Achmad Yurianto terkesan mengulang, namun menjadi pakem yang selalu diingat publik.

Ibaratnya data terbaru perkembangan Corona yang akan disampaikan butuh durasi 1 menit, tetapi bagi Achmad Yurianto mampu “memanjangkan” narasi briefing hingga 10 menit.

Begitu tidak lagi menjadi juru bicara resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19, publik begitu kehilangan sekaligus menonton dengan hambar tayangan pengumuman resmi pemerintah soal wabah.

Berita-berita yang disampaikan para juru bicara setelah Achmad Yurianto begitu “garing” dan tidak lagi memiliki “greget”.

Publik menganggap penyampaian perkembangan Covid-19 laksana pengumuman berita kematian saja. Tanpa ada ikon lagi yang muncul.

Kiwari, Sabtu 21 Mei 2022 kabar “lelayu” datang dari Malang, Jawa Timur. Achmad Yurianto wafat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syaiful Anwar karena sakit yang dideritanya sejak lama.

Ketua Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) itu sebelumnya sempat dirawat dan menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.

Jika Achmad Yurianto begitu “pas” menyampaikan update wabah Covid-19, Sutopo Purwo Nugroho juga begitu “brilian” menjelaskan masalah kebencanaan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Ke dua sosok ini pantas ditabalkan sebagai public relations officer tingkat “dewa”.

Bukan lagi sekelas juru bicara “unyu-unyu”, tetapi berhasil mentransformasikan image dan spirit institusi ke dalam benak audience.

Pembicara yang baik adalah ketika taklimat yang disampaikan berhasil diterima publik, dicerna dan berhasil mengubah mindset pendengarnya. Dan Achmad Yurianto serta Purwo Sutopo Nugroho berhasil dengan hal tersebut.

Standar Kompetensi Profesi Public Relations

Di era seperti sekarang ini, dinamika yang terjadi di publik begitu besar dan semakin berkembang.

Belum lagi tuntutan, keinginan dan harapan masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan informasi semakin kritis dan cepat.

Demikian juga setiap perubahan yang terjadi di masyarakat begitu cepat, dan hal ini juga ditunjang oleh perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mutakhir.

Terlebih lagi setelah munculnya internet dan fenomena menjamurnya media online dan penetrasi media sosial.

Secara konsepsi, public relations adalah salah satu sub bidang ilmu komunikasi. Sedangkan secara praktis komunikasi adalah penyangga utama kegiatan public relations.

Konsep lainnya dari public relations adalah sebagai “jembatan” antara institusi dengan publiknya, terutama tercapainya kesepahaman timbal balik antara institusi dengan publiknya.

Fungsi hubungan masyarakat dalam arti sempit atau public relations dalam arti luas akan sangat terasa ketika institusi berupaya mengembangkan usaha dan menghindari situasi yang kurang kondusif dengan lingkungan.

Dalam hal ini, Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo Nugroho berhasil “membumikan” pesan-pesan yang secara naratif berbobot kampanye atau instruksional, namun diterima masyarakat sebagai sesuatu ajakan dan pola sikap yang harus dijalankan.

Keberhasilan Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo Nugroho sebagai komunikator yang mumpuni di saat krisis dan kegentingan situasi nasional, semakin menguatkan akan paradigma kesuksesan penyampaian pesan lebih ditekankan kepada penguatan dasar-dasar komunikasi ketimbang penampilan dan paras wajah.

Harus diakui, di beberapa institusi bahkan di lingkungan lembaga dan kementerian malah menonjolkan pertimbangan keelokkan rupa dalam memilih juru bicara atau humas ketimbang kemampuan yang mumpuni di bidang komunikasi.

Cantik atau ganteng memang tidak salah, yang tidak tepat adalah tidak memberikan kesempatan kepada juru bicara atau humas yang begitu menguasai bidangnya.

Padahal untuk menjadi juru bicara atau humas serta public relations dalam arti luas, dibutuhkan kemampuan berkomunikasi (ability to communicate).

Tidak hanya dalam bentuk tulisan, seorang juru bicara juga harus piawai berkomunikasi dalam bentuk lisan.

Pekerja media yang ingin mengetahui perkembangan terkini dari Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19, begitu mudah mencerna penyampaian lisan dan tulisan dari Achmad Yurianto/

Demikian juga mendapat keterangan dari Purwo Sutopo begitu mudah dipahami.

Tidak hanya itu, Achmad Yurianto maupun Purwo Sutopo juga memiliki ability to organize yang bisa mengantisipasi masalah di dalam maupun di luar institusi.

Mereka berdua bisa mengorganisasi kegiatan kehumasan dengan baik di Gugus Tugas Penanggulangan Covid maupun BNPB.

Semua wartawan yang pernah mengenal dan berinteraksi dengan Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo pasti mengakui bahwa relasi dengannya sangat mudah terjalin.

Wartawan bisa mudah menghubungi kapan saja tanpa kesan jaim atau jaga image, mendapatkan sisik melik peristiwa atau berita dan menjadikan relasi antara humas dan pekerja media tidak semata “pekerjaan” saja tetapi membias hingga ke persahabatan.

Inilah yang di dalam public relations dianggap sebagai ability on get the with people atau kemampuan bergaul dan membina relasi.

Kemampuan Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo yang bisa “berpanjang-panjang” menyampaikan media briefing hanya bisa dimiliki oleh seorang humas yang kaya dengan ide dan kreatif atau kaya dengan imajinasi.

Berbeda dengan style Menteri Sekretaris Negara Moerdiono atau Menteri Penerangan Harmoko di era Presiden Soeharto, taklimat yang diucapkan Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo begitu lancar “mengalir” tanpa jeda.

Belum lagi, baik Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo begitu dikenal memiliki kepribadian yang utuh dan jujur atau personality integrity yang baik sehingga mereka yang mengenalnya ataupun yang hanya berkesempatan melihatnya di layar kaca akan merasa kehilangan dengan sosok yang mumpuni ini.

Kesan baik tidak akan hilang dan selamanya akan dikenang dengan baik pula.

Kepergian Achmad Yurianto di jelang pandemi menjadi endemi mengingatkan kita semua akan jasa-jasanya yang luar biasa.

Imun kita menjadi terjaga karena kita bisa mencerna dengan baik anjuran dan perkembangan kejadian yang disampaikan.

Kita begitu kehilangan dengan sosok yang kita rindukan, pengabar wabah tanpa menakutkan. Penghilang rasa H2C atau Harap-Harap Cemas menjadi optimis untuk melawan wabah.

Pak Yuri – demikian nama panggilan yang disematkan untuk Achmad Yurianto – selamat jalan. Kami semua hanya bisa berdoa dan menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga atas jasa Pak Yuri selama ini. Sampaikan salam rindu kami pula untuk Pak Purwo Sutopo.

Baik Pak Yuri dan Pak Purwo telah meninggalkan “legacy” bagi pengembangan public relations serta ilmu komunikasi dalam arti luas di tanah air.

Menjadi humas atau juru bicara yang berhasil ibaratnya meninggalkan nilai-nilai kebaikan yang terus dituai sampai kapanpun.

Menjadi terkenal bukan tujuan dari seorang juru bicara tetapi keberhasilan menyampaikan pesan-pesan kebaikan di masyarakat.

"Penting untuk memastikan bahwa kita berbicara satu sama lain dengan cara yang menyembuhkan, bukan dengan cara yang melukai." - Barack Obama.

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/22/13461071/selamat-jalan-pengabar-wabah-penuntas-h2c-harap-harap-cemas

Terkini Lainnya

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke