"Per tanggal 19 Mei data menjadi 1 probable, 9 pending klasifikasi, sehingga menjadi 10 kasus," kata Syahril saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/5/2022).
Syahril mengatakan, jumlah kasus dugaan hepatitis akut ini kembali mengalami perubahan setelah hasil pemeriksaan epidemiologi menyatakan bahwa 4 kasus merupakan discarded atau dikeluarkan dari diagnosis hepatitis akut.
Ia mengatakan, 10 kasus tersebut terdeteksi di 6 provinsi, yaitu DKI Jakarta (4 kasus), Sumatera Barat (1 kasus), Jambi (1 kasus), Bali (1 kasus), Jawa Timur (2 kasus), dan Bangka Belitung (1 kasus).
"Meninggal jadi 4 orang dan 6 orang masih dirawat," ujar dia.
Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes pada 17 Mei 2022, ada 14 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia terdiri dari 1 probable dan 13 pending klasifikasi.
Sebanyak 14 kasus dugaan kasus hepatitis akut ini terdeteksi di 5 provinsi, yaitu Sumatera Utara 1 kasus (pending klasifikasi), Sumatera Barat 1 kasus (pending klasifikasi), Jambi 1 kasus (pending klasifikasi), DKI Jakarta 1 kasus (probable), 7 kasus (pending klasifikasi), Jawa Timur 3 (pending klasifikasi).
Adapun dari total 14 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, 6 orang di antaranya meninggal dunia.
Sebanyak 6 pasien meninggal dunia tersebut terdiri dari 1 kasus probable dan 5 pending klasifikasi.
Adapun rincian usia 6 pasien meninggal yaitu usia 2 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 1 tahun, 8 tahun, dan 14 bulan.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/20/14424151/kemenkes-ada-10-kasus-dugaan-hepatitis-akut-4-di-antaranya-meninggal-dunia