JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director of Paramadina Public Policy Institute Ahmad Khoirul Umam menilai, tidak jelasnya tokoh sentral menjadi tantangan tersendiri bagi Koalisi Indonesia Bersatu.
Adapun Koalisi Indonesia Bersatu terdiri atas Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Skema koalisi di bawah komando Golkar saat ini akan dihadapkan pada tantangan serius. Yaitu tidak jelasnya siapa tokoh sentral yang akan ditawarkan sebagai Capres-Cawapres di Pemilu 2024 mendatang,” kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (13/5/2022).
Umam mengatakan, popularitas dan elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tergolong masing sangat rendah.
Menurutnya, jika di fase komunikasi awal ini Golkar sudah mengunci PAN dan PPP untuk mendukung Airlangga sebagai Capres, hal itu akan cenderung kontraproduktif.
Di mana gerbong koalisi ini akan dihadapkan pada potensi kemenangan yang relatif terbatas dan spekulatif.
“Sebagai partai medioker rasanya PAN dan PPP tidak akan siap untuk menanggung risiko kekalahan dalam pilpres hingga memaksanya puasa dari kekuasaan lima tahun ke depan,” terang Umam.
Namun demikian, lanjut Umam, dukungan PAN dan PPP bisa tetap dipegang dan dikendalikan oleh Golkar jika Airlangga menggunakan skema politik transaksional, yakni dengan mengantongi dukungan suara partai.
“(Hal itu) sebagaimana yang dilakukan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 yang lalu,” ungkap Umam.
Diberitakan, Golkar, PPP, dan PAN sepakat membentuk koalisi yang diberi nama Indonesia Bersatu.
Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily dalam keterangannya, Jumat.
“Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu,” tutur dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/13/16074131/tidak-jelasnya-tokoh-sentral-jadi-tantangan-serius-koalisi-indonesia-bersatu