Sebagian besar kasus berasal dari Eropa. Namun, ada juga di Amerika, Pasifik Barat, dan Asia Tenggara.
"Sampai 1 Mei, setidaknya 228 dugaan kasus (hepatitis akut pada anak) dilaporkan ke WHO dari 20 negara, dengan lebih dari 50 kasus tambahan sedang diselidiki," ujar Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic sebagaimana dikutip dari AFP.
Di Indonesia sendiri, sebanyak tiga pasien anak yang dirawat di RS Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia diduga karena terjangkit Hepatitis Akut tersebut.
Saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih melakukan investigasi mengenai penyebab kejadian Hepatitis Akut misterius ini melalui pemeriksaan panel virus lengkap.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat berhati-hati selama masa investigasi ini.
“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” kata Nadia dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (1/5/2022)
Nadia menyampaikan, ketiga pasien yang meninggal ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Pihaknya menyebut Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir usai WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak yang belum diketahui penyebabnya ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Waspadai gejalanya
Nadia melanjutkan, para orang tua perlu mewaspadai penyakit ini dengan mengamati sejumlah gejala yang timbul.
Adapun gejala yang timbul antara lain sebagai berikut:
-Gejala kuning
-Sakit perut
-Muntah-muntah
-Diare Mendadak
-Buang air kecil berwarna tua
-Buang air besar berwarna pucat
-Kejang
-Penurunan kesadaran.
"Apabila anak mengalami gejala-gejala tersebut untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat," tegas Nadia.
Upaya pencegahan
Menurut Nadia, ada sejumlah upaya pencegahan Hepatitis Akut yang bisa dilakukan.
Di antaranya rajin mencuci tangan serta memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih.
Nadia juga mengimbau agar tidak bergantian alat makan, serta menghindari kontak dengan orang sakit.
"Juga tetap perlu melaksanakan protokol kesehatan di manapun berada," tambahnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Piprim Basarah Yanuarso meminta seluruh dokter anak dan residen dokter anak juga turut mengawasi apabila terjadi gejala Hepatitis Akut muncul pada pasiennya.
Selain itu, IDAI meminta masyarakat tetap tenang dan berhati-hati menyikapi perkembangan penularan Hepatitis Akut.
"Agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati. Masyarakat agar mencegah infeksi dengan mencuci tangan, minum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh," ujar Piprim dilansir dari siaran pers bersama IDAI dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Selasa (3/5/2022).
"Kemudian membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker dan menjaga jarak," lanjutnya.
Selain itu, Piprim menyarankan segera memeriksakan kondisi anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika mereka menemukan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu dan demam tinggi.
Menurutnya, baik IDI dan IDAI mendukung penuh upaya pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai Hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya ini.
"IDI dan IDAI juga meminta bantuan dan dukungan dari setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk aktif mengedukasi masyarakat setempat untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala," ungkap Piprim.
"Serta berkoordinasi dengan dokter spesialis anak terkait untuk menindaklanjuti dan mengawasi dengan ketat penyakit ini, serta melaporkan keada Dinas Kesehatan setempat," tambah Piprim.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/04/07443061/hepatitis-akut-misterius-serang-anak-hati-hati-dan-waspadai-gejalanya