Hal itu disampaikannya saat bertemu Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Jumat (22/4/2022).
“Uni Eropa meminta agar Indonesia menggunakan pengaruhnya sebagai Presidensi G20 untuk memberikan tekanan kepada Rusia agar menghentikan perang di Ukraina," kata Dubes Vincent, dilansir dari siaran pers KSP.
"Karena sanksi merupakan salah satu kunci yang dapat memengaruhi eskalasi perang Rusia-Ukraina. Sanksi dapat membuka peluang terjadinya negosiasi,” tegasnya.
Dubes Vincent pun mengungkapkan kekhawatiran negara-negara Eropa terhadap ketidakpastian global di sektor ekonomi dan keamanan yang diakibatkan perang Rusia-Ukraina.
Mendengar hal itu, Moeldoko mengatakan bahwa Indonesia akan mencatat semua kekhawatiran dan perhatian negara-negara dunia. Dia pun mengapresiasi seruan global dan perhatian negara mitra kepada Indonesia.
"Ini berarti posisi Indonesia telah memberikan peranan dan pengaruh yang signifikan di panggung dunia," tutur Moeldoko.
Tegaskan Indonesia netral
Dalam kesempatan itu, Moeldoko memastikan Indonesia berada pada posisi netral dalam situasi perang Rusia-Ukraina.
“Indonesia dihadapkan pada situasi yang sulit untuk mendukung Ukraina dan memberikan sanksi kepada Rusia. Karena sebagai Presidensi G20, Indonesia harus merangkul semua negara anggota secara adil," tutur Moeldoko.
"Indonesia tidak memihak siapa pun dalam konflik ini,” tegasnya.
Namun, Moeldoko tetap menyayangkan eskalasi perang di Rusia dan Ukraina.
Hanya saja, dia menekankan Indonesia tetap berada dalam posisi yang mendukung perdamaian dan menentang segala macam bentuk kekerasan oleh siapa pun.
https://nasional.kompas.com/read/2022/04/22/16373741/dubes-uni-eropa-minta-ri-tekan-rusia-untuk-hentikan-perang-di-ukraina