Adapun pengeroyokan itu, salah satunya menimpa Ketua Umum ormas Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Ade Armando. Ia mengalami kekerasan di tengah demonstrasi.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Ade tampak berjalan dibopong oleh dua polisi. Wajahnya tampak babak belur, bahkan sudah tak mengenakan celana.
Saat itu, Ade yang juga merupakan dosen di Universitas Indonesia (UI) tampak mengenakan kaus bertuliskan "Pergerakan Indonesia untuk Semua". Diketahui, kaus tersebut identik dengan ormas baru yang dipimpin langsung olehnya.
Ade kemudian dibawa oleh sejumlah polisi ke salah satu tempat untuk diamankan dari para demonstran.
Sebelumnya, dikutip Tribunnews.com, Ade memang sudah terlihat hadir di area depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Ia meladeni sejumlah pertanyaan awak media sebelum demonstrasi dimulai. Ketika diwawancara, ia menyayangkan rekan-rekan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang tampaknya terlihat terpecah dalam aksi unjuk rasa.
"Sayangnya, BEM SI yang terpecah dan yang sekarang melakukan demo ini malah BEM SI yang lebih kecil," tutur dia saat ditemui di lokasi, Senin.
"Saya tidak ikut demo, tetapi saya memantau dan saya ingin menyatakan mendukung," kata Ade.
Ade menolak tiga periode
Sesaat sebelum mengalami pengeroyokan, Ade sempat menjawab pertanyaan awak media. Ia pun mengaku mendukung penuh jika para mahasiswa menolak dilakukannya amendemen UUD 1945 untuk mengakomodasi perubahan masa jabatan presiden.
Di sisi lain, ia juga menilai tidak tepat jika isu tuntutan demonstrasi untuk menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau isu yang, kan sekarang jadi kacau ya isunya, ada isu turunkan Jokowi. Walaupun kemudian dibantah ya oleh BEM SI, tapi kalau isunya meminta agar dibatalkan amendemen saya rasa mayoritas bangsa setuju ya, dan saya menyatakan persetujuan juga terhadap itu," kata dia.
Bukan polisi yang memukul
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, Ade dipukuli oleh massa unjuk rasa, bukan petugas kepolisian.
"Ade Armando tadi betul terlihat mengalami pemukulan oleh sekelompok orang yang ada di dalam kegiatan aksi. Jadi pemukulan itu tidak dilakukan oleh petugas, ini perlu saya tegaskan ya," kata Zulpan kepada wartawan, Senin sore.
Ia menuturkan, peristiwa tersebut terjadi tiba-tiba di mana polisi mendapati Ade terluka parah akibat dipukuli bahkan celana yang ia kenakan pun terlepas.
Sudah dievakuasi
Zulpan juga mengungkap kondisi terkini Ade usai dipukuli di tengah unjuk rasa. Menurut dia, Ade kini sudah dievakuasi oleh polisi ke sebuah rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Sekarang anggota sedang membawa (Ade), saya kurang jelas itu nanti kita lihat lagi rumah sakitnya di mana, tapi yang jelas sudah diselamatkan oleh petugas," kata Zulpan.
Ia mengungkapkan, pegiat media sosial itu mengalami luka yang cukup parah akibat dipukuli, bahkan celana panjang yang dikenakannya juga terlepas.
Polisi juga disebut belum mengetahui motif yang melatarbelakangi pemukulan terhadap Ade Armando.
"Kita melihat tiba-tiba ada pemukulan di tengah kerumunan orang. Kita melihat di situ pemukulan yang cukup melukai korban, Ade Armando karena lukanya cukup parah, bahkan tadi terlihat celananya diturunkan sehingga dilakukan pertolongan oleh kepolisian," ujar Zulpan.
UI prihatin
Sementara itu, pemukulan terhadap Ade Armando di tengah demonstrasi juga memantik Departemen Ilmu Komunikasi UI dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI untuk angkat bicara.
Mereka menyampaikan keprihatinannya atas pengeroyokan terhadap Ade. Departemen Ilmu Komunikasi prihatin dan memberikan atensi penuh atas kasus pengeroyokan yang terjadi pada Ade.
Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UI, Hendriyani menyatakan, Ade merupakan bagian dari keluarga besar Departemen Ilmu Komunikasi UI. Sehingga, kemaslahatannya menjadi perhatian.
"Kami mengutuk keras segala tindakan kekerasan, kepada siapapun dan oleh siapapun," ujar Hendriyani dalam keterangannya, Senin.
Dekan FISIP UI Semiarto Aji Purwanto menyatakan bahwa pihaknya turut memperhatikan kemaslahatan Ade.
Menurut dia, kehadiran dan pernyataan-pernyataan Ade merupakan ranah pribadinya.
Serahkan ke polisi
Sementara itu, UI juga memberikan pernyataan resmi terkait pengeroyokan terhadap Ade. UI menyayangkan dan mengaku prihatin atas tindak kekerasan yang dialami oleh Ade.
UI menyerahkan sepenuhnya kasus pengeroyokan Ade kepada kepolisian yang sedang mengusut kasus tersebut.
Diketahui, saat ini Polda Metro Jaya mengaku telah mengidentifikasi para pelaku pengeroyokan Ade.
Polda Metro Jaya meminta para pelaku menyerahkan diri, atau mereka akan ditangkap.
"Kami menyerahkan penyelesaian kasus ini sepenuhnya pada mekanisme hukum yang berlaku," kata Kepala Biro Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Amelita Lusia kepada Kompas.com, Senin malam.
GP Ansor kutuk keras
Pengeroyokan terhadap Ade juga membuat Gerakan Pemuda (GP) Ansor angkat bicara. Pimpinan GP Ansor mengutuk keras penganiayaan terhadap Ade Armando.
Ansor meminta aparat kepolisian segera menangkap para pengeroyok Ade untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Penganiayaan kepada Ade Armando ini tindakan brutal sekali. Ansor mengutuk keras. Apa pun alasannya, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan,” kata Kepala Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkornas Banser) Hasan Basri Sagala dalam keterangan pers, Senin malam.
“Jangan tunggu lama, polisi harus tangkap pelaku apalagi data rekaman kejadian sudah banyak beredar,” lanjutnya.
Hasan menilai, kerja cepat polisi untuk mengusut kasus tersebut akan membuat terang siapa pelaku penganiayaan serta motifnya mengeroyok Ade.
https://nasional.kompas.com/read/2022/04/12/07514961/setitik-noda-di-demo-11-april-ade-armando-dikeroyok-dan-desakan-tangkap