Salin Artikel

Kontroversi Terawan dan Vaksin Nusantara yang Berujung Rekomendasi Pemecatan dari IDI

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Dr. dr Terawan Agus Putranto diberhentikan secara permanen dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Pemecatan Terawan berdasar pada rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI yang dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh, Jumat (25/3/2022).

"Memutuskan, menetapkan, meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen sejawat Dr. dr. Terawan Agus Putranto sebagai anggota IDI," kata pimpinan Presidium Sidang Abdul Azis, di Jakarta, Minggu (28/3/2022), dikutip dari Antara.

Abdul Azis menyebutkan, pemberhentian dilakukan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja.

Terawan dipecat karena dinilai melakukan pelanggaran etik berat (serious ethical misconduct). Dia juga dianggap tidak beritikad baik sepanjang 2018-2022.

Memang, nama Terawan bukan sekali ini saja jadi sorotan. Sejak awal pandemi virus corona melanda Indonesia, sosoknya banyak dikritik lantaran dinilai lamban mengambil kebijakan.

Setelah tak menjabat menteri pun, Terawan masih menuai kontroversi, salah satunya terkait vaksin Nusantara yang ia kembangkan.

Pengembangan vaksin ini pulalah yang akhirnya mengantarkan Terawan pada rekomendasi pemecatan IDI.

Gagasan Vaksin Nusantara

Ihwal vaksin Nusantara jadi salah satu dari lima alasan Terawan dipecat dari IDI.

Dalam surat rekomendasi MKEK IDI terkait pemecatan Terawan, tertulis bahwa ia telah melakukan promosi kepada masyarakat luas tentang vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai.

Sebagaimana diketahui, vaksin Nusantara memang digagas oleh Terawan sejak akhir 2020.

Vaksin ini dikembangkan dengan metode sel dendritik (dendritic cell) autolog atau komponen sel darah putih yang disebut menjadi yang pertama kali di dunia untuk Covid-19.

Sejak diprakarsai Terawan, pengembangan vaksin Nusantara disponsori oleh PT Rama Emerald dan PT AIVITA Indonesia yang bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.

Tak sesuai kaidah medis

Dalam perjalanannya, pengembangan vaksin Nusantara menuai polemik. Beberapa ahli mempertanyakan pengembangan vaksin tersebut lantaran data uji klinisnya masih dipertanyakan.

Pada 8 Maret 2021, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) memutuskan untuk mengundurkan diri dari tim penelitian vaksin Nusantara.

Sebab, para peneliti mengaku tidak dilibatkan dalam proses uji klinis, termasuk dalam penyusunan protokol pengembangan vaksin.

Kemudian, 10 Maret 2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan pengembangan vaksin yang digagas Terawan tidak sesuai kaidah medis.

"Pemenuhan kaidah good clinical practice juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam kerja bersama Komisi IX DPR kala itu.

Saat itu, BPOM pun tidak memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis (PPUK) untuk uji klinis tahap dua dan tiga vaksin Nusantara.

Oleh karenanya, BPOM meminta agar penelitian dan pengembangan vaksin tersebut dilakukan sesuai standar penelitian yang berlaku.

Berbeda dari para ahli dan BPOM, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sejak awal mendukung pengembangan vaksin Nusantara. Bahkan DPR mendesak agar pengembangan vaksin tersebut terus dilanjutkan.

Disuntikkan ke pejabat

Meski belum selesai proses uji klinis, pada medio April 2021 lalu, sejumlah pejabat telah menerima suntikan vaksin Nusantara sebagai booster.

Sejumlah anggota DPR tercatat menerima vaksin tersebut seperti Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melkiades Laka Lena, dan Wakil Ketua Komisi IX Nihayatul Wafiroh.

Kemudian, beberapa anggota Komisi IX DPR RI seperti Arzeti Bilbina, Saniatul Lativah, Sri Meliyana, dan Anas Thahir.

Pejabat lainnya yang juga menerima suntikan vaksin Nusantara yakni Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko. Dia disuntik vaksin booster itu pada 30 Juli 2021.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo juga ikut menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara. Kala itu, Gatot mengaku mendapat tawaran langsung dari Terawan.

"Begini, saya ini lahir di sini, makan di sini, minum di sini, diberi ilmu dan dididik seorang prajurit di Bumi Pertiwi. Kemudian ada hasil karya Putra Indonesia terbaik kemudian uji klinis, kenapa tidak? Apa pun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," kata Gatot di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (14/4/2021).

Tokoh lain yang juga menerima booster vaksin Nusantara yakni Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie dan putri dari Presiden RI ke-2 Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

Jadi opsi vaksin booster

Desember 2021 lalu, vaksin Nusantara sempat disinggung pemerintah sebagai opsi vaksin booster atau dosis ketiga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, vaksin Nusantara menjadi salah satu opsi vaksin booster berdasar arahan Presiden Joko Widodo.

Selain vaksin Nusantara, vaksin lain yang menjadi opsi booster vaksin Covid-19 dalam program Merah Putih yakni vaksin Unair dan Biotis, Bio Farma dan Baylor College, Kalbe Farma-Genexin, dan Anhui.

"Arahan Bapak Presiden, beberapa opsi vaksin booster yang akan disiapkan dengan Vaksin Merah Putih yang dikembangkan BUMN dengan Baylor (Medical College), vaksin kerja sama dalam negeri termasuk yang masuk dalam program Merah Putih adalah Unair dan Biotis, Bio Farma dan Baylor College, Kalbe Farma-Genexin, dan Anhui, plus vaksin Nusantara," kata Airlangga dalam konferensi pers daring, Senin (20/12/2021).

Pemerintah pun memulai vaksinasi booster pada Januari 2022 lalu. Setidaknya, ada enam vaksin yang digunakan untuk booster yakni AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Sinovac, Janssen (J&J), dan Sinopharm.

Meski sempat disinggung sebagai opsi, hingga kini vaksin Nusantara belum resmi menjadi alternatif penyuntikan vaksin dosis booster di Indonesia. 

Tanggapan Terawan

Terawan pun telah angkat bicara soal rekomendasi pemecatan dirinya.

Dalam keterangan tertulis berjudul "Terawan Anggap IDI Sebagai Rumah Kedua dan Para Dokter Saudara Kandung", Terawan menyampaikan bahwa dirinya bangga bisa menjadi bagian dari IDI.

"Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI)," kata Terawan, seperti ditirukan tim komunikasi Terawan, Andi, Senin (28/3/2022).

Andi mengatakan, Terawan menganggap IDI seperti rumah kedua. IDI telah menjadi tempatnya bernaung bersama saudara-saudara sejawat lain.

Menurut Andi, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto itu juga menyampaikannya bahwa ia menyayangi saudara-saudara sejawatnya dan hormat kepada para guru.

"Semua dokter itu sesuai sumpah kita, teman sejawat itu seperti saudara kandung, jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI)," kata Terawan sebagaimana ditirukan Andi.

Terkait putusan MKEK, Andi mengatakan, penggagas vaksin Nusantara itu menyerahkan seluruhnya kepada saudara sejawatnya.

Namun demikian, Terawan mengimbau publik menahan diri untuk tidak menimbulkan kegaduhan. Ia tidak ingin pemecatan dirinya ini mengganggu jalannya penanganan pandemi virus corona.

"Biarkanlah saudara-saudara saya yang memutuskan. Apakah saya masih boleh nginep di rumah atau diusir ke jalan" kata Terawan kembali ditirukan Andi.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/29/07144781/kontroversi-terawan-dan-vaksin-nusantara-yang-berujung-rekomendasi-pemecatan

Terkini Lainnya

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Nasional
PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

Nasional
Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Nasional
Soal Target Penurunan Stunting Jadi 14 Persen, Jokowi: Saya Hitung Ternyata Tidak Mudah

Soal Target Penurunan Stunting Jadi 14 Persen, Jokowi: Saya Hitung Ternyata Tidak Mudah

Nasional
Resmi Jadi Wapres Terpilih Pilpres 2024, Gibran Punya Harta Rp 25,5 M

Resmi Jadi Wapres Terpilih Pilpres 2024, Gibran Punya Harta Rp 25,5 M

Nasional
Momen Anies Baswedan Pamitan dengan Satgas Pengamanan yang Mengawalnya Selama Pilpres...

Momen Anies Baswedan Pamitan dengan Satgas Pengamanan yang Mengawalnya Selama Pilpres...

Nasional
Titiek Soeharto Tersipu Saat Ditanya Kemungkinan Dampingi Prabowo

Titiek Soeharto Tersipu Saat Ditanya Kemungkinan Dampingi Prabowo

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Terima Kasih ke Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Terima Kasih ke Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, tapi Ruangannya Payah...

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, tapi Ruangannya Payah...

Nasional
DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

Nasional
Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Nasional
Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke