Menurutnya, hal tersebut tidak tepat dilakukan dalam hal diplomasi internasional.
"Kita harus berada di posisi yang berjarak sama antara kepemimpinan barat dan kepemimpinan Rusia," kata Effendi ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2022).
Sebaliknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai perlu memanfaatkan posisi Indonesia yang memegang Presidensi G20 untuk mengatasi konflik di Eropa Timur itu.
"Nah kalau beliau tidak memanfaatkan, beliau hanya sebagai event organizer dong. Masa setingkat event organizer kita? (Hanya) sukses di penyelenggaraan,"
Politisi PDI-P itu kemudian membeberkan cara-cara yang dapat dilakukan Jokowi untuk mengambil peran.
Pertama, Jokowi dapat mendatangi langsung ke Moskow, Rusia untuk melakukan pendekatan dalam rangka mengatasi konflik.
Selain Rusia, Jokowi juga bisa mendatangi Ukraina untuk melakukan pendekatan serupa.
"Berangkat ke Uni Eropa, lakukan pendekatan. Lakukan, beliau kan sebagai Presidensi G20," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sendiri sempat menyinggung soal perang antara Rusia dan Ukraina.
Menurut dia, perang dua negara itu memperdalam kondisi krisis ekonomi dunia. Akibat perang tersebut harga sejumlah komoditas menjadi naik.
"Bulan lalu, Februari, terjadi perang, perang yang membuat pusing semua negara. Ini akan memperdalam krisis perekonomian dunia dan meningkatkan ketegangan politik dunia," ujar Jokowi saat menyampaikan sambutan pada CNBC Economic Outlook 2022 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (22/3/2022).
"Harga minyak naik, gas naik, bahan baku pupuk naik, dan harga gandum juga naik, inflasi tentu saja juga semakin meningkat," ungkapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/24/21243611/pro-kontra-putin-hadiri-g20-anggota-dpr-indonesia-harus-berjarak-dengan-blok