Dalam sambutannya saat membuka Sidang IPU ke-144 di Bali pada Minggu (20/3/2022) malam, Puan menyinggung krisis kemanusiaan yang terjadi akibat sejumlah konflik, termasuk konflik antara Rusia dan Ukraina.
"Melalui upaya damai, pertemuan Majelis IPU ini mendorong diakhirinya perang di Ukraina. Tentunya kita mengharapkan perang segera berakhir, dan dilakukan gencatan senjata,” kata Puan, dikutip dari siaran pers.
Puan juga menekankan pentingnya penghormatan kepada hukum internasional, piagam PBB, dan peneguhan terhadap integritas teritori untuk mencapai resolusi konflik Rusia dan Ukraina.
Namun, Puan menegaskan, upaya menyelesaikan konflik juga harus didorong demi mewujudkan kemerdekaan Palestina dan mengembalikan Myanmar ke jalan demokrasi.
"Namun, kita jangan melupakan untuk menyelesaikan konflik di berbagai belahan bumi lainnya. Pertemuan ini juga dapat mendesak tercapainya kemerdekaan penuh Palestina,” ujar Puan.
“Terkait situasi di Myanmar, kita dapat mendorong agar Myanmar kembali ke jalan demokrasi,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Puan juga mengingatkan agar parlemen mendorong diplomasi preventif untuk mencegah terjadinya konflik dan perang.
Ia mengajak parlemen dunia untuk menyatukan tekad agar dapat menjadi pendorong untuk membuat dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.
“Mari kita wujudkan Parlemen yang ikut memperkuat multilateralisme, solidaritas, dan kolaborasi global,” kata Puan.
“Bersama, kita bangun satu dunia yang baru, dunia yang sehat, tenteram, dan sejahtera. Bersatu kita pasti bisa!” imbuh dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/21/08114671/puan-bicara-konflik-rusia-ukraina-hingga-palestina-di-pembukaan-ipu-ke-144