JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai bahwa pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri soal minyak goreng blunder.
Menurut dia, di tengah situasi sulit akibat langka dan mahalnya harga minyak, tidak semestinya Megawati melempar pernyataan yang kurang sensitif pada keadaan.
"Pernyataan Megawati tersebut blunder karena kurang peka dan tak solutif," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (19/3/2022).
Ujang menilai, mestinya Megawati meminta dua kader PDI-P, Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani, untuk mengamankan pasokan minyak goreng alih-alih meminta meminta masyarakat memperbanyak merebus atau mengukus makanan.
Menurut Ujang, pernyataan Mega itu tidak tepat lantaran tidak semua makanan bisa direbus ataupun dikukus.
"Bukannya minyak goreng yang langka itu dicari atau dihadirkan, tetapi rakyat diminta untuk merebus makanan," ujarnya.
Selain itu, kata Ujang, pernyataan Mega tidak menyentuh akar persoalan. Seharunya, yang disoroti Mega ialah banyaknya rakyat yang menjerit karena minyak goreng langka dan mahal beberapa bulan belakangan.
Padahal, jika hendak berkontribusi menyelesaikan persoalan, Presiden ke-5 RI itu bisa saja mendorong kader-kader PDI-P di DPR untuk membuat hak angket guna mengusut permainan mafia minyak goreng.
Ujang pun menilai bahwa kepekaan elite politik terhadap penderitaan rakyat mulai terkikis, luntur, bahkan hilang.
"Jika rakyat butuh minyak goreng ya kasih minyak goreng. Jangan dikasih tempe, tahu, atau yang lain," tuturnya.
Sebelumnya, pernyataan Megawati soal minyak goreng viral dan menuai banjir kritik.
Sebab, di tengah langka dan tingginya harga minyak goreng di Indonesia, Megawati justru mengaku heran banyak warga rela mengantre lama untuk membeli barang tersebut.
Megawati juga bertanya-tanya, apakah semua ibu hanya menggoreng makanan saja setiap harinya sampai harus berebutan mendapatkannya.
"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas" yang disiarkan Youtube Tribunnews, Jumat (18/3/2022).
Padahal, menurut Mega, selain digoreng, ada banyak cara untuk membuat makanan. Bisa dengan direbus, dibakar, atau dikukus.
"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/19/12585901/pernyataan-megawati-soal-minyak-goreng-dinilai-blunder-dan-tak-solutif