Namun, Wiku tak menyebutkan daftar 19 provinsi yang sudah terdeteksi varian tersebut.
"Berdasarkan data dari GISAID tanggal 13 Maret lalu, sejak awal tahun 2022 mulai terlihat kenaikan Omicron BA.2 dan jumlahnya telah mencapai 8.302 sequence Indonesia. Saat ini varian ini telah terdeteksi di 19 provinsi di Indonesia," kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (15/3/2022).
Secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini, tercatat 363 kasus Covid-19 akibat penularan Subvarian Omicron BA.2 di Indonesia.
"Kami sampaikan BA.2 sudah 363 varian, tapi emang lebih kecil BA.1.1, BA.1," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa.
Nadia mengatakan, gejala yang dialami pasien yang terpapar BA.2 di antaranya adalah pilek, sakit tenggorokan dan badan terasa pegal.
Terkait Subvarian Omicron BA.2 dapat menurunkan efikasi vaksin, ia mengatakan, hal tersebut membutuhkan dikaji lebih lanjut.
"Masih diperlukan banyak data, apakah benar menurunkan efikasi vaksin," ujarnya.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, Subvarian Omicron BA.2 harus diwaspadai karena di beberapa negara seperti Korea Selatan, Inggris dan Hong Kong, varian tersebut mengakibatkan lonjakan kasus.
"Kita harus terus waspada, patuhi protokol kesehatan dan percepat vaksinasi, jangan pilih-pilih vaksin karena vaksin yang diberikan memberikan proteksi," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/15/21004011/satgas-covid-19-subvarian-omicron-ba2-terdeteksi-di-19-provinsi