Salin Artikel

Kisah Miftachul Akhyar, Bangun Ponpes di Permukiman Preman Sarang Pemabuk dan Penjudi

Kiai Miftachul tumbuh besar di lingkungan pesantren dan NU sejak usia dini. Ia awalnya tinggal di Ponpes Tachsinul Akhlaq yang dikelola ayahnya, KH Abdul Ghoni, di Rangkah, Surabaya, Jawa Timur.

Tokoh kelahiran tahun 1953 itu juga mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren besar di Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Lasem.

Mengutip dari arsip Harian Kompas, Kamis (10/3/2022), Kiai Miftachul membangun pondok pesantren miliknya di daerah permukiman preman di Surabaya.

Berdirinya Pondok Pesantren Miftachus Sunnah berawal dari ketetapan hati Kiai Miftachul muda di tahun 1978 yang bertekad mengurus tanah dan rumah peninggalan sang ibu, Nyai Hj Ashfi'ah, di Jalan Kedung Tarukan yang sempat dikuasai beberapa pihak.

Saat itu, Kedung Tarukan masih rawan perjudian, mabuk-mabukan, dan dikuasai para preman hingga disebut sebagai Las Vegas kedua.

Dengan tekad kuat, Kiai Miftachul mendirikan pondok pesatren di kawasan tersebut.

Tak mudah memang membuat Ponpes Miftachus Sunnah bisa tumbuh dan berkembang seperti saat ini. Dengan berdirinya ponpes Kiai Miftachul, pelan-pelan kawasan tersebut mulai berbenah.

"Setidaknya, tempat ini bisa jadi ganjalnya Surabaya yang waktu itu disebut Las Vegas kedua. Ganjal kan kecil saja, tetapi berguna," kata Kiai Miftachul dikutip dari pemberitaan Harian Kompas edisi 11 September 2009.

Ponpes Miftachus Sunnah pertama berdiri hanya di rumah seluas 6x10 meter persegi. Sedikt demi sedikit, datang orang-orang dari Madura dan Surabaya yang menitipkan anak-anaknya untuk belajar di ponpes rintisan Kiai Miftachul.

Pemimpin-pemimpin preman di Kedung Tarukan mulai bertobat. Anak-anaknya lalu dididik Kiai Miftachul di Ponpes Miftachus Sunnah.

Bahkan jagoan-jagoan "Las Vegas Kedua" itu mulai membantu Kiai Miftachul mengembangkan ponpes.

"Setelah masuk, pemimpun korak-nya bertobat dan putra-putranya saya rangkul. Mereka dan santri lain akhirnya mendukung perkembangan pondok ini," tuturnya.


Bibit dan babat kembangkan ponpes

Namun perjalanan untuk Kedung Tarukan berubah tidak sebentar.

Di awal Ponpes Miftachus Sunnah berdiri, kebiasaan nakal bahkan masih dibawa oleh para santri yang biasa hidup di kawasan "Las Vegas Kedua".

Saat itu, santri terbiasa menyelundupkan senjata dan tawuran di ponpes.

Kiai Miftachul lantas mendidik tegas para santri agar bisa berubah. Maka ia menyebut upaya awal merintis Ponpes Miftachus Sunnah sebagai "benar-benar bibit dan babat".

Santri-santri yang nakal lantas dipulangkan oleh Kiai Miftachul.

Dengan ajaran disiplin tinggi Kiai Miftachul, para santri akhirnya mau hidup dengan cara baik.

Mereka kembali diterima setelah berjanji untuk mau menurut, mengaji, dan tidak lagi membawa senjata ataupun tawuran.

Hingga saat ini, pola disiplin di Ponpes Miftachus Sunnah masih terlaksana dengan baik.

Meski di kota besar, santri tetap mondok dan menjalani pendidikan diniyah. Santri-santri yang mondok akan meminta izin ketika keluar ponpes walau hanya dalam radius 50 meter.

Santri yang menjalani pendidikan di Ponpes Miftachus Sunnah harus menguasai ilmu pokok seperti fikih, hadis, tafsir, akidah, dan ilmu-ilmu penunjang adalah keharusan.

Ulama yang biasa disapa Kiai Miftach tersebut menyerahkan pendidikan santri putri kepada istrinya, Nyai Hj Chakimah.

Meski menerapkan pendidikan diniyah, pendidikan sekolah umum tetap boleh diikuti bila santri berminat.

Bahkan Kiai Miftach sendiri yang akan menguji santri apabila hendak mengikuti ujian pendidikan tinggi seperti di ITS, IAIN, atau Universitas Airlangga.

Hal ini dilakukan agar santri yang dilepas benar-benar tidak mudah terpengaruh pergaulan yang tidak tepat dan membawanya ke pondok.

Kiai Miftach bertekad melahirkan alumni yang bisa diterima di masyarakat dan menjadi pemimpin/ulama.

Soal alumnus berprofesi sebagai apa, itu diserahkan kepada santri yang bersangkutan.


Miftachul Akhyar mundur dari Ketum MUI

KH Miftachul Akhyar memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Keputusannya untuk mundur merupakan realisasi dari komitmen Kiai Miftach sebagai Rais Aam PBNU.

Miftachul kembali terpilih sebagai Rais Aam PBNU untuk periode 2021-2026 pada berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) pada 23 Desember 2021.

Tim AHWA pada saat itu meminta agar Rais Aam terpilih tidak rangkap jabatan di organisasi lain.

Pernyataan pengunduran diri tersebut diberikan saat Kiai Miftach memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi)," ungkap Miftachul seperti dikutip dari situs resmi nu.or.id.

Kiai Miftach juga menegaskan tak ada tekanan atas keputusannya mundur dari jabatan Ketum MUI.

"Jawaban (sami'na wa atha'na) itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," tutur ulama yang menjadi Rais Aam PBNU di tahun 2018 menggantikan KH Ma'ruf Amin tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/10/13012711/kisah-miftachul-akhyar-bangun-ponpes-di-permukiman-preman-sarang-pemabuk-dan

Terkini Lainnya

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke