Febry mengatakan, masih ada kekhawatiran wisatawan terkait ketersediaan akomodasi sehingga penjualan tiket MotoGP belum maksimal.
"Salah satu penyebab minimnya penjualan tiket MotoGP tidak terlepas dari ketersediaan akomodasi yang terbatas. Wisatawan khawatir tidak mendapat penginapan sementara mereka sudah terlanjur membeli tiket MotoGP," kata Febry, dikutip dari siaran pers, Kamis (3/3/3022).
Ia menuturkan, dari seluruh akomodasi yang tersebar di Lombok, saat ini hanya 75 persen yang beroperasi karena dampak pandemi.
Dari jumlah tersebut, setengahnya sudah terpesan dan menyisakan 7.200 kamar yang masih tersedia.
Untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah akan memaksimalkan homestay atau sarana hunian pariwisata (sarhunta) agar masyarakat dapat mengakses akomodasi yang terjangkau.
"Untuk memaksimalkan pemanfaatan homestay atau sarhunta, KSP juga mendorong agar homestay yang ditawarkan dapat di akses melalui channel online ITDC," kata Febry.
Ia mengatakan, pemerintah juga telah memberlakukan Peraturan Gubernur NTB Nomor 9 Tahun 2022 yang mengatur tarif akomodasi selama event internasional.
Di samping itu, Febry juga meminta pemerintah daerah dan ITDC untuk terus mengajak masyarakat menonton MotoGP Mandalika yang akan berlangsung pada 18-20 Maret 2022 mendatang.
"Pemda NTB sudah melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan sarana dan prasarana MotoGP. Perlu juga terobosan melibatkan masyarakat menyukseskan penyelenggarannya,” kata dia.
Adapun pemerintah mencatat tiket MotoGP Mandalika yang sudah terjual hingga 20 Februari 2022 lalu baru mencapai 21.530 tiket, masih jauh dari target sebanyak 60.000 tiket.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/03/10272511/ksp-penjualan-tiket-motogp-mandalika-belum-maksimal-karena-akomodasi