Sementara itu, 32 persen di antaranya belum mendapatkan vaksinasi dosis kedua.
"Dan kita juga melihat ada gap (ketimpangan) yang besar pada dosis pertama dan dosis kedua kedua dan kita mengidentifikasi ada 20,8 juta orang sasaran sudah terlewat dari jadwal vaksinasi dosis keduanya," kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Kamis (24/2/2022).
Nadia mengatakan, dari 20,8 juta sasaran tersebut, beberapa di antaranya belum disuntik vaksin dosis kedua lebih dari 6 bulan dan sebagiannya belum disuntik vaksin dosis kedua dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan.
Ia meminta masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi dosis kedua lebih dari 6 bulan untuk mengulang vaksinasi Covid-19 dari awal yaitu dosis pertama dan dosis kedua.
"Yang kurang dari 6 bulan bisa meneruskan dengan vaksinasi dosis keduanya. Dan yang berbeda untuk pengulangan vaksinasi dosis pertama maupun juga untuk vaksinasi dosis kedua, kita tidak menggunakan skema vaksin yang sama. Artinya, bisa menggunakan jenis vaksin yang berbeda," ujarnya.
Ia mencontohkan, jika sebelumnya individu disuntik vaksin dosis pertama dengan Sinovac, maka untuk pengulangan vaksinasi dapat menggunakan jenis vaksin lainnya seperti Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna tergantung ketersedian stok vaksin di masing-masing daerah.
"Untuk Sinovac tidak dijadikan sebagai dosis pertama maupun dosis lengkap karena untuk vaksin Sinovac yang ada saat ini kita fokuskan atau prioritaskan untuk anak-anak usia 6 sampai 11 tahun," ucapnya.
Lebih lanjut, Nadia menambahkan, hingga saat ini tercatat lebih dari 8 juta orang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
"Untuk paduannya bahwa vaksinasi Sinovac itu bisa menggunakan AstraZeneca dan Pfizer. Sementara untuk AstraZeneca sendiri bisa menggunakan Pfizer, Moderna dan AstraZeneca itu sendiri," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/24/14545941/kemenkes-32-persen-warga-indonesia-belum-divaksin-dosis-kedua