Nadia mengatakan, angka tersebut didapatkan dari data per 19 Februari 2022 yaitu sebanyak 2.484 orang meninggal dunia sejak Januari 2022.
"Dan kalau kita lihat data yang meninggal dunia 73 persen belum divaksin lengkap baik sama sekali vaksin maupun yang baru mendapatkan satu dosis vaksin," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (22/2/2022).
Nadia mengatakan, kasus kematian Covid-19 pada balita biasanya dikarenakan memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti kelainan jantung, kelainan imunitas dan kanker.
Oleh karenanya, ia meminta, orangtua untuk mewaspadai penularan varian Omicron mengingat penularannya yang lebih cepat dan tidak bergejala.
"Sehingga varian ini bisa mempercepat terjadinya klaster keluarga," ujarnya.
Di samping itu, Nadia juga mengatakan, 53 persen dari total 2.484 pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 adalah kelompok lansia, dan 47 persen di antaranya dilaporkan kelompok non-lansia.
"Kalau kita lihat data 2.484 rata-rata yang mereka terinfeksi Covid-19 5,8 bulan dari jarak vaksinasi dosis kedua," ujarnya.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, 46 persen pasien yang meninggal dunia di antaranya memiliki penyakit penyerta dan 54 persen di antaranya dilaporkan tidak memiliki komorbid.
"Komorbid terbanyak adalah diabetes melitus," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/23/07333811/kemenkes-80-balita-meninggal-akibat-covid-19-selama-gelombang-omicron