Selama ini, pembicaraan mengenai hal tersebut memang hampir tak pernah muncul.
Pembicaraan soal rancangan IKN di publik nyaris selalu berkisar soal pembangunan-pembangunan fisik.
"Kita ingin mengusulkan, meminta kepada pemerintah, dalam hal ini untuk berpikir tentang ibu kota negara yang baru ini bukan hanya tentang desain fisiknya saja, tapi kami ingin mengajak pemerintah untuk juga memikirkan desain sosialnya," jelas Yahya dalam acara puncak peringatan Hari Lahir ke-99 Nahdlatul Ulama di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis (17/2/2022) malam.
Yahya berujar, yang akan dibangun di IKN adalah kota yang sama sekali baru.
Menurutnya, proyek ini melambangkan sesuatu yang ikonik tentang arah masa depan bangsa.
Yahya menawarkan NU sebagai pihak yang akan turut serta merancang desain sosial di IKN kelak.
"Kita harus berpikir masyarakat macam apa yang akan kita hadirkan di kota yang baru itu. Di dalam membangun desain sosial inilah, Nahdlatul Ulama ingin ikut serta," tambahnya.
Ia pun menganggap bahwa pemilihan "Nusantara" sebagai nama IKN punya keterkaitan dengan desain sosial NU.
"Kita katakan Nusantara itu adalah (kependekan) dari NU-santri, pemerintah-rakyat. Artinya bahwa hubungan antara NU sebagai jamiyah dengan santri sebagai jamaah laksana hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Ini adalah inisiatif yamg ikonik mengenai masa depan," ujar eks juru bicara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.
"Maka kita ingin ikut menjadi bagian dari inisiatif masa depan itu. Karena Nahdlatul Ulama ingin menggapai masa depan dan tidak mau dipenjara oleh masa lalu," tutupnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/18/05200011/gus-yahya-nu-ingin-ikut-serta-merancang-desain-sosial-ikn