JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dikenal sebagai sosok pekerja keras. Ia merintis kariernya dari nol.
Perjalanan itu membuat Dudung memahami perjuangan sebagai rakyat kecil.
Baru-baru ini ia bercerita tentang prajuritnya yang harus mengeluarkan uang hingga Rp 400.000 untuk membeli pakaian dinas lapangan (PDL). Menurutnya, uang sebesar itu sangatlah besar bagi prajurit.
Apalagi, Dudung meyakini bahwa prajurit pada dasarnya banyak yang bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi umumnya dari keluarga tidak berada.
Oleh karenanya, saat itu juga ia memerintahkan Asisten Operasi (Aspos) KSAD untuk segera membelikan seragam bagi prajurit. Menurutnya, kebutuhan fundamental prajurit harus dipenuhi.
Terlebih, mereka bertaruh nyawa ketika menjalani tugas di daerah operasi.
"Kita berleha-leha di sini, dia tinggalkan juga anak istrinya, taruhannya juga nyawa. Tapi dia juga harus menanggung," kata Dudung di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Senin (7/2/2022).
"Saya sampai bilang ke Asops, beli bajunya, kausnya, sepatunya," tutur eks Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.
Dudung juga mengaku telah berulang kali menyampaikan kepada para Panglima Kodam agar komandan satuan tidak pelit.
"Saya sampaikan kepada Pangdam, kalau ada komandan satuan Danrem, Danyon, Dandim ada yang kapal keruk, copot," kata Dudung.
"Mau hebatnya kayak apa, mau pinternya kayak apa kalau sudah pelit, menyengsarakan prajurit, enggak ada cerita, ganti!," lanjut dia.
Jauh sebelum menjadi perwira tinggi TNI, Dudung telah merasakan sulitnya mencari uang bersama ibunya. Hal ini karena ayah Dudung meninggal dunia pada tahun 1981, saat Dudung masih duduk di bangku SMP.
Dudung mencari uang dengan menjadi loper koran. Setiap pukul 4 pagi, ia mengayuh sepedanya mengantar koran ke rumah-rumah pelanggan.
Selesai mengantar koran, ia membantu ibunya menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.
Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Dudung akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu. Ia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan.
Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.
Mendapati Dudung yang menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram. Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan.
Saat itulah, muncul keinginan Dudung untuk menjadi perwira tinggi.
"Ditendanglah kue itu, ada 50 biji, menggelundung. Di situ saya bilang, awas nanti saya jadi perwira. Di situ saya bangkit pengin jadi tentara. Awalnya di situ, padahal dulu cita-cita saya pengin kuliah," kata Dudung saat wawancara bersama Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam video BEGINU S2 EPS6.
"Di situ saya berpikir, ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," tuturnya.
Meski kini telah menjadi perwira tinggi TNI, Dudung bukan sosok yang bergelimang harta. Bahkan, laporan harta kekayaan Dudung berada jauh di bawah para anak buahnya.
Berharta Rp 1 miliar
Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), harta kekayaan Dudung mencapai Rp 1.085.464.275.
Dalam data LHKPN yang diakses Kompas.com dalam situs web elhkpn.kpk.go.id, Dudung terakhir melaporkan harta kekayaan pada 21 Desember 2020.
Dudung memiliki dua bidang lahan dan bangunan di Kota Magelang dan Bandung senilai Rp 640.000.000.
Selain itu, ia tercatat memiliki tiga unit kendaraan yaitu mobil Toyota Veloz tahun 2019, Toyota Fortuner tahun 2020, dan motor Honda PCX tahun 2020 yang total nilainya mencapai Rp 737.000.000.
Ia juga tercatat memiliki kas dan setara kas senilai Rp 110.870.275 juta dan utang Rp 402.406.000 juta.
Sehingga total harta Dudung berjumlah Rp 1.085.464.275.
Tak lebihi anak buah
Laporan harta kekayaan Dudung itu berada jauh di bawah harta kekayaan sejumlah anak buahnya.
Pangkostrad Mayjen Maruli Simanjuntak misalnya, memiliki total harta mencapai Rp 51,6 miliar. Menantu Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan itu menduduki urutan kedua perwira tinggi TNI dengan harta kekayaan terbanyak.
Mengacu laman resmi LHKPN KPK, urutan pertama perwira tinggi TNI dengan harta terbanyak yakni Panglima Jenderal Andika Perkasa. Pada laporan terakhir di 20 Juni 2021, total kekayaannya mencapai Rp 179,9 miliar.
Kemudian, urutan ketiga datang dari matra TNI AU. Ia adalah Panglima Komando Gabungan Wilayah (Pangkogabwilhan) II Marsekal Madya Imran Baidirus yang melaporkan harta kekayaan sebesar Rp 17,4 miliar.
Lalu, urutan keempat ada KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo dengan LHKPN mencapai Rp 12,1 miliar.
Adapun petinggi TNI kelima paling kaya adalah KSAL Laksamana Yudo Margono. Pada akhir tahun 2020, ia melaporkan memiliki harta kekayaan sebesar Rp 11,3 miliar.
Berikut nilai kekayaan petinggi TNI yang berada di posisi strategis, baik dari matra TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU:
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/07/17574921/ksad-jenderal-dudung-tercatat-cuma-punya-harta-rp-1-m-jauh-lebih-rendah-dari