Salin Artikel

Lelaki Tangguh pada Perayaan Imlek

KOMPAS.com - Perayaan Imlek identik dengan festival lampion, amplop angpau, barongsai, dan berkumpul bersama keluarga besar bagi yang merayakan.

Namun, perayaan Imlek tersebut tak sempat dirasakan oleh Luchy Sandra, anak nelayan musiman di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Tepatnya pada Hari Imlek empat tahun yang lalu. Tak seperti biasanya, Luchy merayakan Imlek seorang diri tanpa keluarga inti, jauh dari kemeriahan di kampung halamannya di Bangka.

Pasalnya, kala itu ia masih menjadi taruna tingkat pertama di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta. Hal ini yang membuat Luchy harus merayakan Imlek pertama kali tanpa ayah, ibu, kakak, dan adiknya.

Meski jauh dari keluarga, Luchy yang merupakan penganut Konghucu taat, pada hari itu meminta izin kepada pihak sekolah untuk bersembahyang ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan mengunjungi bibinya di Bogor.

"Kalau di keluarga kami, biasanya satu hari sebelum Imlek akan sembahyang di kelenteng dan di rumah. Kami juga mengundang sanak saudara dan mulai berbenah cemilan serta makanan untuk menjamu tamu dan saudara-saudara hingga kerabat,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (1/2/2022).

Kemudian, lanjut dia, pada saat perayaan, ia bersama dua saudaranya akan mengucapkan selamat Imlek kepada orangtuanya. Begitu pula orangtua Luchy juga akan bergiliran memberikan angpau kepada dia dan dua saudaranya.

Selesai saling mengucapkan, saat siang hari, para kerabat Luchy akan berdatangan ke rumah.

"Bagi angpau hanya akan diberikan pada anak-anak kecil atau yang belum bekerja dan belum menikah. Sebaliknya juga begitu, saat kerabat sudah bekerja atau sudah menikah maka wajib memberikan angpau pada anak-anak sebagai hadiah dan umpan agar tetap semangat setiap hari dan selalu menghormati orangtua,” ucapnya.

Lebih lanjut Luchy menjelaskan, Imlek di kampung halamannya sendiri dapat berlangsung selama tiga sampai lima hari. Saat hari kelima akan dilanjutkan dengan barongsai yang berkunjung ke rumah-rumah.

Kehadiran barongsai adalah untuk mendoakan agar tidak ada arwah atau roh jahat yang datang ke rumah. Saat mereka akan pulang, angpau yang tergantung di langit-langit teras rumah akan diambil dengan diiringi berbagai atraksi yang menakjubkan.

Tanggung jawab selesaikan pendidikan

Suasana memang berbeda jauh saat Luchy harus berada di Jakarta. Akan tetapi sebagai taruna ia dididik menjadi lelaki tangguh, mandiri, berkarakter baik, pantang menyerah, serta kuat fisik dan mental.

"Ya campur aduk. Sedih sudah pasti, ya cuma mau bagaimana lagi namanya juga menyelesaikan tanggung jawab. Jadi harus dijalani dan ambil hikmahnya saja," kenang Luchy.

Daripada harus "cengeng", dengan berbagai keadaannya saat itu, ia lebih memilih untuk bersyukur dengan apa yang telah diraihnya.

Luchy menceritakan, selepas lulus dari Jurusan Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Toboali, ia berencana untuk mencari kerja.

Namun, saat itu dia masih tidak memiliki banyak pengalaman kerja. Pilihan kuliah pun datang, tetapi Luchy sadar bahwa biayanya tidak sedikit. Dia teringat akan profesi ayahnya sebagai nelayan musiman.

Nelayan musiman hanya ikut melaut saat musim ikan tertentu atau saat pemilik kapal mengajaknya melaut. Jika tidak melaut, ayah Luchy akan bekerja menjadi buruh harian, dengan penghasilan yang tak menentu. Sementara itu, sang ibu fokus mengurus rumah tangga.

Dari kerumitan masalah tersebut, beruntung salah satu alumni SMK yang berkuliah di Politeknik AUP menyampaikan informasi tentang satuan pendidikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) tersebut.

Untuk diketahui, Politeknik AUP memiliki program kuota khusus bagi anak nelayan, dengan biaya gratis. Peserta didiknya pun dari berbagai daerah, latar belakang, suku, etnis, dan agama.

Mendengar informasi tersebut, akhirnya Luchy memutuskan untuk mendaftar. Setelah mengikuti seleksi fisik dan wawancara, ia bersyukur diterima sebagai taruna Program Studi Permesinan Perikanan.

Selain diterima, Luchy juga tidak perlu menanggung biaya pendidikan, perlengkapan, makan, penginapan, dan berbagai fasilitas, dari sejak mendaftar hingga lulus.

Selama mengikuti pendidikan hingga padatnya jadwal kampus, Luchy tak pernah lupa dengan urusan rohani. Saat libur ia menyempatkan pergi ke klenteng di daerah Sunter, Jakarta Utara (Jakut).

Selain beribadah, Luchy juga memperdalam ilmu agama di sana. Bahkan, ia mendapat bimbingan langsung dari Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) untuk Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Js Liem Liliany Lontoh.

Tak terasa waktu berlalu hingga ia harus berhadapan dengan tugas penelitian akhir. Luchy pun memutuskan kembali ke Bangka, tepatnya di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka.

Kepulangannya tersebut bukan tanpa alasan. Ia ingin melakukan penelitian terkait analisa kerusakan dan perbaikan poros baling-baling pada kapal nelayan di Bangka.

Setelah merampungkan penelitian, Luchy kemudian lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,46 pada 2021. Ia diwisuda oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono secara daring.

Berbekal keahlian overhaul mesin, welder, analisa kerusakan, perbaikan, dan fabrikasi permesinan serta sertifikat Basic Safety Training dan Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan Tingkat I dari Politeknik AUP, Luchy kembali meninggalkan keluarga dan berangkat ke Batam, Kepulauan Riau.

Ia mendapat pekerjaan sebagai Technical Marine Oil sebuah perusahaan distributor resmi pelumas merk ternama dari Amerika Serikat.

Kemudian Luchy dipindahtugaskan ke Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), dengan jabatan Sales Engineer hingga kini, yang fokus menangani berbagai jenis kapal.

Tak lepas dari peran Kementerian KP

Luchy merupakan salah satu contoh dari ribuan anak nelayan dan anak pelaku utama kelautan dan perikanan di daerah terpencil, pesisir, dan pulau-pulau terluar dari Sabang sampai Merauke yang terselamatkan pendidikannya.

Keberhasilannya sendiri tak lepas dari peran Kementerian KP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM).

Dalam hal tersebut, BRSDM memberikan kuota khusus bagi para anak nelayan untuk menempuh pendidikan di satuan-satuan pendidikan lingkup Kementerian KP, yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Para anak nelayan yang sedari kecil sudah akrab dengan dunia kelautan dan perikanan dari pekerjaan orangtuanya, seringkali menemui kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidikan.

Tak hanya itu, mereka juga seringkali kalah bersaing dengan anak-anak perkotaan pada seleksi masuk ke satuan pendidikan.

Oleh karena itu, Kementerian KP memberikan kuota khusus dengan biaya ditanggung negara, sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada para anak nelayan.

Menteri KP Trenggono mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan akses dan alokasi pendidikan bagi anak nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, serta petambak garam.

"Saat ini minimal sebanyak 50 persen dari total jumlah peserta didik merupakan anak pelaku usaha kelautan dan perikanan. Jumlah ini akan terus ditingkatkan dengan memperhatikan keterwakilan asal peserta didik dari tiap kabupaten atau kota dan provinsi," ujarnya saat mewisuda lulusan satuan pendidikan tinggi Kementerian KP pada 2021.

Peningkatan target peserta didik pada 2022

Pada kesempatan terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, jumlah anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan di satuan pendidikan Kementerian KP pada 2021 mencapai 55,2 persen dari total keseluruhan peserta didik aktif sebanyak 8.426 orang.

“Jumlah total peserta didik tersebut pada 2022 akan ditingkatkan lagi menjadi sekitar 8.535 orang,” ujarnya pada Konferensi Pers Catatan Akhir Tahun Capaian Kinerja 2021 dan Proyeksi 2022 BRSDM, Selasa (14/12/2021).

Kusdiantoro menyampaikan, satuan pendidikan Kementerian KP terdiri 11 satuan pendidikan tinggi dan sembilan satuan pendidikan menengah.

Satuan pendidikan tinggi tersebut terdiri dari satu Politeknik AUP (kampus Jakarta, Bogor, dan Serang). Sementara itu, sembilan Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP) berada di Dumai, Karawang, Pangandaran, Sidoarjo, Jembrana, Bone, Bitung, Kupang, dan Sorong; serta satu Akademi Komunitas di Wakatobi.

Adapun satuan pendidikan menengah terdiri dari sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) di Ladong, Pariaman, Kota Agung, Tegal, Pontianak, Bone, Kupang, Waiheru, dan Sorong.

“Saat ini tengah diproses peningkatan beberapa SUPM menjadi Politeknik KP, antara lain di Aceh, Pariaman, Lampung, dan Maluku,” ujar Adi.

Gunakan pendekatan TEFA

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan BRSDM Bambang Suprakto mengatakan, pendidikan di lingkungan Kementerian KP menerapkan sistem pendidikan vokasi di bidang kelautan dan perikanan.

Penerapan sistem pendidikan tersebut bertujuan untuk mencetak lulusan unggul dan berjiwa wirausaha. Dengan begitu, para lulusan akan siap bekerja dan dapat diterima dengan mudah di dunia usaha serta industri, atau berwirausaha.

“Pendidikan tersebut menggunakan pendekatan Teaching Factory (TEFA), yang memasukkan dunia usaha dan dunia industri ke dalam kampus, dengan persentase teori 30 persen dan praktik 70 persen,” ucap Bambang.

Sistem pendidikan itu, lanjut dia, menitikberatkan pada pembinaan karakter peserta didik, peningkatan kompetensi melalui praktik di sarana TEFA yang dimiliki masing-masing satuan pendidikan.

Kemudian menitikberatkan praktik dan magang di industri dan dunia usaha, serta pembelajaran kewirausahaan yang terintegrasi dengan kurikulum dan sertifikasi kompetensi.

“Para lulusan tak hanya memperoleh ijazah, tapi juga sertifikat keahlian dan kompetensi berstandar nasional dan internasional yang diakui oleh dunia usaha dan dunia industri, sesuai dengan bidangnya masing-masing,” imbuh Bambang.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/01/15413581/lelaki-tangguh-pada-perayaan-imlek

Terkini Lainnya

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke