JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Bambang Wibowo mengatakan, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit secara nasional masih tersedia banyak di tengah lonjakan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir.
"BOR untuk isolasi secara nasional 14 persen, BOR ICU 6 persen," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/1/2022).
Meski demikian, Bambang menyoroti peningkatan BOR RS di DKI Jakarta yang sudah melampaui 50 persen.
Menurut Bambang, peningkatan BOR RS di DKI tersebut disebabkan sebagian pasien Covid-19 yang dirawat bergejala ringan.
"BOR DKI 52 persen, BOR yang cukup tinggi karena sebagian kasus konfirmasi dengan gejala ringan yang seharusnya tidak memerlukan perawatan RS, tapi cukup melakukan isolasi," ujarnya.
Selain DKI Jakarta, Bambang mengatakan, tiga provinsi juga menunjukkan kecenderungan peningkatan jumlah pasien Covid-19, yaitu Jawa Barat, Banten, dan Bali.
Oleh karenanya, ia mengimbau semua rumah sakit untuk menyiapkan fasilitas dan logistik serta tenaga kesehatan dalam menghadapi lonjakan kasus.
"Saat ini kemampuan RS sudah jauh lebih baik karena pengalaman lonjakan kasus di Juli, Agustus tahun lalu, dari sisi kemampuan SDM, fasilitas, dan logistik (farmasi, alkes, oksigen)," ucap dia.
Lebih lanjut, Bambang juga meminta semua RS segera melaporkan ke dinas kesehatan setempat untuk berkoordinasi melakukan whole genome sequencing (WGS) bila terdapat pasien Covid-19 yang dicurigai terinfeksi Omicron.
"Dan memperbaiki sistem pelayanan dengan memerhatikan pelaksanaan PPI lebih ketat dan optimal," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/31/09504131/persi-sebut-bor-rs-di-tingkat-nasional-14-persen-dki-jakarta-paling-tinggi