Rahmad mengatakan, semua pihak mesti mewaspadai kemungkinan lonjakan kasus tersebut karena pemerintah sudah memprediksi bahwa kasus Covid-19 dapat meroket dalam beberapa pekan ke depan.
"Apalagi, sudah ada dua pasien varian Omicron yang meninggal, artinya sudah ada case fatality rate-nya. Saya kira ini membuktikan bahwa Omicron itu memang bahaya dan nyata," kata Rahmad dalam keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).
Politikus PDI-P itu memprediksi, Indonesia tidak bisa menghindar dari penularan Omicron yang juga sudah menyebar di berbagai negara di dunia.
"Yang penting saat ini, bagaimana agar lonjakan bisa kita antisipasi, bisa kita meminimalkan puncaknya dan jangan sampai menimbulkan korban,” ujar Rahmad.
Karena itu, dia mendorong pemerintah menggencarkan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat.
Menurut Rahmad, dua kasus kematian pasien yang terpapar Omicron menunjukkan Omicron berisiko bagi orang-orang yang belum divaksinasi serta orang yang memiliki komorbid meski sudah divaksinasi.
"Sedangkan, kita tahu masih jutaan rakyat yang belum divaksin, ini harus menjadi perhatian bersama dan menjadikan kita untuk semakin hati-hati,” kata dia.
Rahmad juga mendorong pemerintah fokus melakukan pengetesan dan pelacakan serta berkoordinasi dengan seluruh fasilitas kesehatan untuk menyiapkan diri menghadapi lonjakan kasus.
"Saya kira kita harus mempersiapkan diri dengan baik dan melakukan langkah dan tindakan yang tepat sesuai dengan anjuran pemerintah. Itu saya kira yang terpenting,” kata Rahmad.
Dua pasien Covid-19 yang terinfeksi varian Omicron meninggal dunia pada Sabtu lalu. Itu adalah pertama kalinya ada kasus Omicron yang menyebabkn orang meninggal dunia di Indonesia.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, kedua pasien yang meninggal memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/24/11540901/kematian-2-pasien-terpapar-omicron-dinilai-jadi-peringatan-untuk-hadapi