Dia pun mempertanyakan jika ada pihak yang memprotes pembahasan tu.
"Oke, sekarang kita pandemi, tapi ketika kita mengalami hari ini, masa kita tidak bisa memikirkan masa depan," kata Doli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Hal tersebut disampaikan Doli ketika ditanya soal kritikan yang menilai pembahasan pemindahan IKN tak elok dilakukan lantaran masih masa pandemi Covid-19.
Menyikapi hal tersebut, Doli mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota bukan hal yang baru dilakukan.
Politikus Partai Golkar itu berpandangan, pemindahan ibu kota sudah lama diharapkan.
"Pak Soekarno pernah punya cita-cita IKN pindah ke Palangkaraya. Pak Harto juga pernah bicara pemindahan IKN. Jadi, ketika bicara pemerataan pembangunan, ini harus dilakukan," ucap Doli.
Setelah itu, ia mencontohkan bahwa di Amerika, setiap kota memiliki karakteristik.
Ia menyebut, dibandingkan dengan Amerika, Indonesia selama ini hanya memiliki karakteristik Jakarta dan Bali.
Padahal, kata dia, daerah lain di Indonesia masih sangat banyak.
"Jadi, semua kota punya karakteristik. Nah, Indonesia cuma punya Jakarta dan Bali. Sementara kalau lihat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan penduduk itu ada pertambahan satu persen setiap tahun," katanya.
"Kalau kita cuma punya magnet Jakarta, orang yang lahir lalu orientasi ke Jawa dan Jakarta, lama-lama Jawa dan Jakarta tidak kuat menampung itu," tambah dia.
Lanjutnya, proyek pemindahan ibu kota juga dinilai akan menjadi isu yang menarik.
Bahkan menurut Doli, proyek IKN berpotensi memajukan banyak daerah tidak hanya Jakarta maupun Bali.
"Maka kemudian harus disebar. Jadi, yang paling menarik dari pemindahan ibu kota nanti dibangun kota bisnis," ujarnya.
"Jadi isu yang menarik pemindahan ibu kota yang nanti insyaallah bisa memajukan Kalimantan. Kemudian kita bersama majukan Sumatra, Papua, dan seterusnya," pungkas Doli.
Sebagai informasi, RUU IKN telah disahkan menjadi UU oleh DPR dalam rapat paripurna, Selasa.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/18/20190161/bahas-ibu-kota-baru-di-tengah-pandemi-dikritik-ketua-pansus-masa-tidak-pikir