Judha menjelaskan, Surya Hidayat bekerja sebagai chief officer di kapal berbendera Uni Emirat Arab (UEA) dan informasi penahanan terhadapnya didapatkan pada 5 Januari 2022. Surya Hidayat ditahan bersama dengan 10 ABK lain dengan kewarganegaraan beragam.
"Pak SHP (Surya Hidayat) berstatus sebagai chief officer di kapal tersebut, dan pada tanggal 6 dilakukan komunikasi mencari informasi mengenai status SHP dan kami mendapatkan informasi yang bersangkutan dalam kondisi aman dan dapat perlakuan yang baik," ujar Judha saat memberikan keterangan pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Judha menyatakan, Surya Hidayat juga telah melakukan komunikasi dengan keluarga melalui sambungan telepon.
Pada kesempatan tersebut, Surya menginformasikan kepada keluarga mengenai kondisinya, yaitu dalam keadaan aman dan mendapatkan perlakuan baik dari kelompok Houthi.
Saat ini, pihak Kemenlu telah melakukan komunikasi dengan kantor perwakilan RI di Abu Dhabi untuk bisa melakukan pemulangan Surya Hidayat secepatnya.
"Sudah melakukan komunikasi dengan KBRI Abu Dhabi, karena itu kapal berbendera Uni Emirat Arab," ujar Judha.
Upaya pemulangan dilakukan dengan koordinasi dengan KBRI Abu Dhabi. Pihak KBBRI akan mendorong pemilik kapal bertanggung jawab. Pemilik kapal diharapkan bisa membantu langkah-langkah penyelamatan.
Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan KBRI di Muscat dan KBRI Riyadh.
"Karena kita di Yaman sudah tidak ada KBRI," kata Judha.
Sebelumnya diberitakan bahwa kapal yang ditumpangi Surya diadang milisi Houthi lantaran membawa amunisi.
Yaman sedang berada dalam kondisi perang saudara. Houti merupakan kelompok politik bersenjata di Yaman utara.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/13/16194641/wni-yang-disandera-milisi-houthi-di-yaman-disebut-mendapat-perlakuan-baik