"Vaksin booster heterelog dengan kombinasi jenis berbeda menunjukan peningkatan antibodi relatif sama bahkan lebih baik dari vaksin booster homolog, jenis yang sama," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (11/1/2022).
Budi mengatakan, hasil penelitian di dalam negeri dan luar negeri juga menunjukkan bahwa pemberian vaksin booster setengah dosis dapat meningkatkan antibodi yang lebih baik dari vaksin lengkap atau dosis kedua.
"Dan memberikan dampak KIPI ringan," ujarnya.
Budi kemudian menjelaskan ada penambahan kombinasi jenis vaksin Covid-19 sebagai vaskin booster. Berbeda dari rekomendasi BPOM, ia mengatakan, penerima vaksin primer dengan vaksin Sinovac boleh menggunakan vaksin Pfizer setengah dosis sebagai vaksin booster.
"Yang pertama, untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin pertama dan kedua Sinovac kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Pfizer," ucapnya.
Selain itu, untuk penerima vaksin Sinovac dosis lengkap, juga dapat menggunakan setengah dosis vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster.
"Alternatif ketiga vaksin primer AstraZeneca, dua kali AstraZeneca, kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Moderna," kata Budi.
Budi mengatakan, kombinasi tersebut berdasarkan hasil riset dan penelitian dari peneliti di dalam negeri dan luar negeri.
"Sekali lagi kami sampaikan ini adalah kombinasi awal dari rezim vaksin booster yang akan diberikan berdasarkan ketersediaan yang ada dan hasil riset yang sudah disetujui oleh BPOM dan ITAGI yang nantinya bisa berkembang," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/11/19565101/menkes-efektivitas-vaksin-booster-yang-heterolog-lebih-tinggi-daripada-yang