Salin Artikel

Demokrat Dilanda Gejolak Internal sampai Bakar Atribut, Ini Penyebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat kembali dilanda gejolak internal.

Ribut-ribut dalam tubuh partai berlambang mercy itu bahkan berujung pada aksi pembakaran sejumlah atribut partai.

Duduk perkara

Peristiwa itu bermula dari aksi protes yang digelar puluhan simpatisan dan pendukung Jefri Riwu Kore, Ketua DPD Demokrat NTT periode 2016-2021, di kantor DPD Partai Demokrat Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/1/2022).

Aksi protes dilancarkan lantaran para simpatisan kecewa dengan keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang memilih Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Demokrat NTT.

Dalam aksi tersebut, para simpatisan membakar ratusan atribut partai mulai dari bendera hingga kaus.

Bahkan, sejumlah orang keluar dari kantor DPD Demokrat NTT untuk ikut membuang jas mereka ke dalam tumpukan atribut yang telah terbakar.

Mereka juga meminta Jefri Riwu Kore keluar dari keanggotaan Partai Demokrat.

"Tidak ada lagi yang tersisa dari kebanggaan kami terhadap partai ini," kata Sekretaris Aksi, Yonathan Gah, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Selasa (4/1/2022).

Sementara, eks ketua panitia Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat NTT, Stef Mira Mangi mengatakan, seharusnya Jefri Riwu Kore lah yang memenangkan pemilihan Ketua DPD Demokrat NTT. Namun, proses pemilihan itu telah disimpangi.

"Kita semua tahu, bahwa pada Musda itu Jefri Riwu Kore lah yang seharusnya menang, saya sebagai ketua Panitia Musda, saya yang berproses dari awal dengan DPP," ujar dia.

Terpilihnya Ketua DPD

Adapun keputusan penetapan Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT dikeluarkan baru-baru ini.


Leonardus yang merupakan anggota DPRD Provinsi NTT dinyatakan resmi menang dalam pemilihan Ketua DPD Demokrat NTT, mengalahkan Jefri Riwu Kore yang kini menjabat sebagai Wali Kota Kupang.

"Tadi malam Senin (3/1/2022) sekitar pukul 19.50 Wita, saya di-video call oleh Sekjen Demokrat dan pengurus DPP, bahwa berdasarkan hasil fit and proper test serta pertimbangan DPP, maka keputusan Ketua Umum Bapak Agus Harimurti Yudhoyono, telah menetapkan saya menjadi Ketua DPD Demokrat NTT periode 2021-2026," kata Leonardus dalam jumpa pers di Kupang, Selasa (4/1/2022).

Adapun pemilihan Ketua DPD Demokrat dilakukan melalui Musyawarah Daerah ke-IV DPD Demokrat yang digelar Oktober 2021.

Saat itu, Leonardus Lelo dan Jefri memperebutkan 22 suara dari DPC di seluruh NTT dan satu suara dari DPD.

Leonardus didukung DPC Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flotim dan Lembata.

Sedangkan pendukung Jefri yakni Sabu Raijua, Rote Ndao, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Belu, Sumba Timur, Sumba Tengah dan Alor.

Sementara, suara yang tidak berlaku karena telah habis masa jabatannya yaitu dari Malaka, Rote Ndao dan Manggarai Timur.

Laporan polisi

Buntut dari peristiwa pembakaran, Partai Demokrat Provinsi NTT melaporkan 4 orang yang diduga terlibat aksi protes ke Markas Polres Kupang Kota, Selasa (4/1/2022).

Pengurus Partai Demokrat dipimpin Gabriel Suku Kotan melaporkan empat orang berinisial FP, YG, LL dan AB.

"Kami laporkan empat orang terkait perusakan baliho, foto AHY dan bendera Partai Demokrat yang merupakan simbol perjuangan partai," ucap Gabriel kepada Kompas.com, Rabu (5/1/2022) pagi.


Menurut Gabriel, laporan ini pihaknya buat agar polisi bisa mengungkap siapa otak di balik perusakan atribut partai. Sebab, akibat perusakan itu, kerugian material yang dialami partai mencapai Rp 10 juta.

Respons DPP Demokrat

Menanggapi kegaduhan ini, Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menegaskan bahwa pelaku pembakaran atribut di NTT bukan kader Demokrat.

"Setelah ditelusuri kader Partai Demokrat di NTT, segelintir orang yang mengatasnamakan kader maupun simpatisan Partai Demokrat yang melakukan pembakaran atribut partai, ternyata bukanlah kader Partai Demokrat," kata Herzaky dalam keterangannya, Selasa (4/1/2022).

Herzaky mengeklaim, pembakaran itu dilakukan oleh pihak yang mencoba mengacaukan soliditas internal Partai Demokrat di NTT.

Bahkan, berdasar penelusuran, salah seorang pelaku pembakaran diduga kader partai lain. Namun demikian, Herzaky tak menjelaskan detail pelaku.

"Tercatat pernah menjadi calon anggota legislatif dari partai tersebut di pileg (pemilihan legislatif) sebelum ini," sebut Herzaky.

Lebih lanjut, DPP Partai Demokrat mengaku memberikan dukungan pada kader di NTT yang melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.

"Pelaku pembakaran atribut partai diduga melanggar UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 406," kata Herzaky.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/05/14432081/demokrat-dilanda-gejolak-internal-sampai-bakar-atribut-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke