Salin Artikel

Dino Patti Djalal vs Mafia Tanah, dari Viralkan Otak Perampas Aset Keluarga hingga Teror Pembunuhan

Berdasarkan pengakuannya, Dino mengatakan, ia mengetahui ancaman teror dari pihak ketiga.

Pihak ketiga tersebut adalah sosok diberi instruksi oleh tersangka mafia tanah yang diketahui bernama Mustofa atau Topan.

"Ini ancaman enggak langsung, jadi ini rencana yang terbongkar. Si Topan. Jadi enggak pernah secara langsung. Yang dilakukan si Topan, dia menginstruksikan seseorang untuk menghabisi saya, berapa pun biayanya," ujar Dino ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (4/1/2021).

Kasus mafia tanah yang dialami oleh Dino Patti Djalal sendiri telah bergulir sejak awal tahun lalu.

Kala itu, ia mengungkap kasus mafia tanah yang dialami oleh ibunya kepada publik melalui akun Twitter pribadinya, @dinopattidjalal.

Secara lebih lengkap mengenai perjuangan mantan juru bicara presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, Anda bisa menyimak fakta-fakta yang dirangkum Kompas.com berikut.

Bukti berupa rekaman suara

Dino menjelaskan, bukti ancaman yang ia terima didapatkan dari orang yang diinstruksikan oleh Topan itu berbentuk rekaman.

Pihak yang diinstruksikan ini pun telah menjadi terdakwa dalam kasus mafia tanah. Orang itu kemudian melaporkan rencana tersebut ke Dino secara langsung.

Pasalnya, ia tak mau lagi dihukum lantaran melakukan kejahatan lain.

"Dia enggak mau lagi dipenjara, takut ketahuan, dari sana saya tahunya ada rencana itu, sebagai langkah preemptif maka saya buka," kata Dino.

Dia pun mengatakan, bukti rekaman terkait ancaman untuk menghabisi nyawanya itu hanya satu dari beberapa rekaman lain yang bakal ia jadikan bukti di pengadilan terkait kasus mafia tanah.


"Yang jelas (bukti-bukti) itu akan saya gunakan di pengadilan. Bahwa ada orang yang bukannya kapok, tapi justru merencanakan untuk mencelakakan korbannya, jadi ini kan cerminan memang mereka itu keterlaluan," kata dia.

Diancam karena aktif mengejar pelaku

Dino pun mengatakan, ancaman yang ia terima lantaran ia aktif mengejar pelaku dan mencari bukti-bukti dukungan.

Menurut Dino, pelaku merasa terpojok dan gelisah lantaran masih ada beberapa kasus lanjutan yang bakal ia ungkap ke publik.

"Orang ini, Topan ini semakin gelisah, karena dia licin sekali. Sudah kena satu kasus, sudah ditahan, kemudian ada dua atau tiga kasus lagi yang akan dibuka dan terus terpojok, sehingga agak gelap mata, dan hasilnya itu, memberikan instruksi itu," ucap dia.

Sebagai tindak lanjut, Dino pun telah melapor kepada Polda Metro Jaya terkait ancaman itu.

"Saya sudah ketemu Pak Kapolda, saya sampaikan informasinya, kepada direktur kriminal umum juga sudah saya sampaikan informasinya, termasuk rekaman-rekaman lain, kan ada yang lain bukan hanya itu saja," ujar Dino.

Berawal dari Twitter

Sebenarnya, perlawanan Dino terhadap mafia tanah yang berupaya merampas tanah milik keluarganya mencuat ke publik pada Februari 2021 lalu.

Hal itu pun ia ungkapkan melalui akun Twitternya, @dinopattidjalal. Pada cuitan Twitter itu ia mengungkapkan, ibunya telah menjadi korban penipuan.

Untuk itu, ia meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Irjen Fadil Imran untuk mengusut kasus mafia tanah.

"Sy mohon perhatian Gubernur @aniesbaswedan+Kapolda Metro utk meringkus SEMUA komplotan mafia tanah yg kiprahnya semakin rugikan + resahkan rakyat. Sy juga harap masyarakat agar berani lawan mafia tanah. Para korban mafia tanah agar bersatu melawan mrk #berantasmafiatanah," tulis Dino melalui akun Twitter-nya.

Dalam twit lainnya, Dino menjelaskan bahwa orangtuanya mengetahui telah menjadi korban mafia tanah setelah sertifikat rumah itu berubah nama kepemilikan. Ia menilai komplotan itu sudah terencana melakukan aksi pencurian sertifikat rumah tersebut.


"Modus komplotan: mengincar target, membuat KTP palsu, berkolusi dgn broker hitam+notaris bodong, dan pasang figur2 "mirip foto di KTP" yg dibayar utk berperan sbg pemilik KTP palsu. Komplotan ini sudah secara terencana menargetkan sejumlah rumah ibu sy yg sudah tua," kata dia.

Dino menyebutkan bahwa para mafia tanah itu melakukan pencurian dengan mengganti kepemilikan nama yang ada di sertifikat rumah.

15 Tersangka dari 3 Laporan

Berdasarkan perkembangan terakhir, polisi telah menangkap 15 anggota sindikat mafia tanah yang diduga menipu keluarga Dino Patti Djalal.

Sebanyk 15 tersangka tersebut ditangkap dari tiga laporan dugaan penipuan sertifikat tanah bangunan milik ibu Dino.

"Dari pengungkapan tiga laporan polisi ini ada 15 tersangka yang bisa ditangkap, masing-masing LP ada lima tersangka. Jadi dari tiga LP ini totalnya adalah 15 tersangka," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam rilis Februari 2021 lalu

Dari para tersangka itu, satu di antaranya adalah Fredy Kusnadi, yang sempat berseteru dengan Dino hingga berujung saling melaporkan. Fredy ditangkap di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Penangkapan Fredy setelah polisi menemukan dua alat bukti keterlibatannya dengan sindikat mafia tanah yang diduga menipu ibunda Dino.

Fadil menyebutkan, para tersangka memiliki peran yang berbeda saat beraksi melakukan penipuan terhadap ibu Dino.

"Dalam melakukan aksinya, kelompok mafia tanah ini berbagi peran," ujar Fadil.

Satu dari 15 tersangka itu berperan sebagai aktor intelektual dalam melakukan penipuan sertifikat tanah dan bangunan. Ada juga tersangka yang berperan sebagai sarana dan prasarana saat melakukan aksi penipuan.

"Ada yang bertindak selaku figur, dalam pengertian yang mengaku sebagai pemilik atas tanah dan bangunan," ucap Fadil.

Sementara itu, ada beberapa tersangka lain yang berperan sebagai staf pejabat pembuat akta tanah (PPAT) hingga berpura-pura menjadi pemilik sertifikat tanah.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/05/07213681/dino-patti-djalal-vs-mafia-tanah-dari-viralkan-otak-perampas-aset-keluarga

Terkini Lainnya

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke