JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melaporkan, terdapat ratusan anak Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di kamp-kamp pengungsian di wilayah Suriah dan Irak.
Kepala BNPT Boy Rafli Amar merinci, setidaknya ada 82 anak berusia di bawah 10 tahun yang berada di kamp tersebut. Sementara, mereka yang telah berusia di atas 10 tahun jumlahnya mencapai 300-an.
"Kalau untuk anak-anak yang usianya lebih dari 10 tahun ada 300-an anak, demikian juga dengan ibunya, saat ini WNI tersebut menempati kamp-kamp pengungsian," kata Boy saat konferensi pers di kantor BNPT, Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Lebih lanjut, berdasarkan rekapitulasi Satgas Penanggulangan Foreign Terrorist Fighters (FTF), saat ini ada 2.127 WNI yang terlibat konflik di Suriah dan Irak. Kemudian, 35 orang di Filipina, dan di Afghanistan ada 23 orang.
Ia pun mengungkapkan, dari 2.127 WNI yang berada di Suriah dan Irak, sekitar 2.014 di antaranya membawa istri dan anak.
"Ini adalah korban radikalisasi global, karena pada akhirnya kok bisa menentukan pilihan untuk berangkat dengan membawa keluarga," ujar Boy.
Jenderal bintang tiga Polri itu pun menjelaskan, dari total WNI tersebut, sebanyak 529 profil telah divalidasi, dengan 13 orang telah dilakukan penjemputan lantaran sudah dideportasi dari berbagai negara.
Satgas Penanggulangan FTF melakukan proses validasi bersama dengan Dirjen Imigrasi, Dirjen Bea Cukai, dan Densus 88 Antiteror Polri terhadap WNI yang berada di zona konflik Suriah.
"Satgas Penanggulangan FTF telah menjemput 13 profil WNI yang dideportasi dari berbagai negara. Sebanyak tiga profil telah dilakukan pemulangan ke daerah asal, sementara 10 profil lainnya masih menjalani proses deradikalisasi di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus," kata Boy.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/29/06300061/kepala-bnpt--ada-ratusan-anak-wni-di-kamp-pengungsian-suriah-dan-irak