JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai pertemuan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Jumat (24/12/2021), merupakan upaya untuk meredam gejolak internal di Partai Gerindra usai munculnya dukungan Forum Ijtima Ulama kepada Sandiaga.
Pasalnya, dukungan Forum Ijtima Ulama kepada Sandiaga sebagai kandidat calon presiden (capres) menimbulkan gejolak di internal Partai Gerindra.
"Sepertinya bagi Sandi menghadap Prabowo satu-satunya solusi cerdas menyelesaikan semua kekisruhan, bukan berbalas pantun politik yang justru akan mempertontonkan adanya konflik internal antar elit Gerindra," jelas dia ketika dihubungi Kompas.com.
Menurut Adi, bila dilihat dari rekam jejaknya, Sandiaga memang tidak pernah terlihat berbantah argumen politis di depan publik.
"Ia jarang bersitegang sesama koleganya," kata dia.
Adi mengatakan, publik menjadi heboh dengan pertemuan Prabowo dan Sandiaga lantaran perdebatan yang muncul akibat dukungan dari Forum Ijtima Ulama.
"Kalau tidak ada momen Ijtima Ulama, pertemuan kedua tokoh tersebut terasa biasa-biasa
Seperti diketahui, Sandiaga baru saja bertemu Prabowo yang juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra. Pertemuan tersebut berlangsung pada Jumat (24/12/2021) di kantor Prabowo di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Cuplikan momen pertemuan Sandiaga dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut diunggah di instagram peribadinya, @sandiuno, Sabtu (26/12/2021).
Pada pertemuan tersebut, Sandiaga mengaku lebih banyak membahas soal perkembangan isu-isu terkini, terutama di sektor ekonomi.
Selain itu, ia juga mengungkapkan geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan penciptaan lapangan kejra.
"Dari pertemuan ini saya berharap kita bisa sama-sama memberikan pesan optimis kepada masyarakat. Sekaligus memastikan bahwa program yang pemerintah hadirkan telah tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu," kata dia seperti dikutip dari akun instagramnya, Minggu (26/12/2021).
Adapun, pertemuan antara Sandiaga yang juga menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dengan sang ketua umum, berlangsung setelah adanya gejolak di Gerindra usai Sandiaga mendapat dukungan dari Forum Ijtima Ulama sebagai kandidat capres di Pilpres 2024.
Dukungan tersebut memunculkan gejolak lantaran Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani berulang kali menyatakan bahwa kader partainya menginginkan Prabowo yang kembali maju sebagai capres.
"Majunya beliau karena begitu masifnya permintaan kita semua. Majunya beliau karena begitu besar harapan rakyat, pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud," kata Muzani dalam Rapat Koordinasi Daerah DPD Gerindra Sulawesi Selatan, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (10/10/2021).
Sandiaga pun sempat menanggapi dukungan tersebut dengan mengatakan belum memikirkan persoalan pencapresan
Namun politikus Partai Gerindra Kamrussamad pun menyinggung Sandiaga. Ia meminta Sandiaga agar tidak lempar batu sembunyi tangan lantaran menyatakan tidak memikirkan menjadi calon presiden untuk 2024.
"Jika jujur, akan bisa membantu mengembalikan kepercayaan ulama dan umat. Tak elok jika berpura-pura mengatakan tidak kepikiran jadi capres. Jujur itu terhormat," kata Kamrussamad dalam keterangannya, Senin (20/12/2021).
Tak sampai situ, anggota Komisi XI DPR ini mengingatkan bahwa rakyat melihat Sandiaga terus melakukan pencitraan dan memproduksi gimmick dalam aktivitas sehari-harinya.
Padahal, menurut Kamrussamad, belum ada kinerja nyata yang terlihat atau terobosan yang dilakukan Sandiaga untuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Selain itu, ia juga mengungkit adanya pengakuan salah satu deklarator Forum Ijtima Ulama Jawa Barat ditugaskan untuk menaikkan elektabilitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu.
"Pengakuan H Holip Abdul Kadir, salah satu deklarator Forum Ijtima Ulama Jawa Barat bahwa ditugaskan untuk menaikkan elektabilitas Mas Sandi adalah langkah yang tidak etis. Sebab, ulama tidak sepatutnya ditarik kepentingan politik praktis," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/26/15464161/pengamat-sebut-pertemuan-prabowo-sandiaga-untuk-redakan-gejolak-internal