Padahal, WHO telah menetapkan bahwa akhir 2021, target tersebut harus tercapai dalam rangka mengatasi pandemi.
"Sebanyak 96 negara masih belum memenuhi target WHO untuk mencapai 40 persen vaksinasi penduduknya pada akhi 2021. Padahal, waktunya tinggal beberapa minggu lagi," ujar Retno di acara USAID Virtual Closed-Door Ministerial Meeting, dikutip dair siaran pers, Selasa (7/12/2021).
Oleh karena itu, Retno pun menilai pentingnya kemitraan untuk mencapai target tersebut.
Sebab, kesenjangan vaksinasi global masih lebar karena negara berpenghasilan rendah hanya menerima 0,6 persen dari seluruh vaksin yang ada.
"Untuk jangka pendek, fokus utama yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana semua negara meningkatkan kerja sama untuk memenuhi target WHO," kata dia.
Menurut dia, ada dua hal yang dapat dilakukan agar dapat mencapai hal tersebut.
Pertama, percepatan akses global terhadap vaksin, termasuk berbagi dosis.
Retno mengatakan, dosis yang diberikan harus memiliki masa kadaluarsa yang panjang dan terdapat timeline distribusi yang jelas.
"Masih banyak yang belum diketahui tentang varian Omicron. Hendakanya kebijakan negara-negara ke depan tidak semakin mempersulit upaya mencapai kesetaraan vaksin," kata Retno.
Kedua, penguatan kapasitas penyerapan di negara penerima.
Menurut dia, saat ini banyak negara yang tidak memiliki sumber daya dan infrastruktur memadai untuk mendistribusikan vaksin kepada penduduknya.
Adapun untuk jangka panjang, Retno menekankan pentingnya penguatan keterlibatan negara berkembang dalam rantai pasok vaksin global.
"Hal ini dapat dilakukan dengan mendiversifikasi manufaktur vaksin global, membangun pusat produksi dan distribusi vaksin kawasan, memfasilitasi teknologi transfer, dan meningkatkan akses terhadap bahan mentah vaksin," kata dia.
Sementara itu, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, meski vaksin pertama telah disuntikkan setahun lalu, tetapi saat ini masih banyak negara yang mengalami hambatan mengubah vaksin menjadi vaksinasi.
"COVAX telah memainkan peran penting dan saat ini telah mendistribusikan lebih dari 600 juta dosis ke 144 negara dan teritori," ujar Terdros.
"Dalam 2 bulan terakhir, COVAX telah mendistribusikan vaksin dalam jumlah yang lebih besar dari total distribusi selama 8 bulan," ucap dia.
Oleh karena itu, Tedros mengaskan pentingnya transparansi dalam pendistribusian vaksin dengan memperhatikan masa kadaluarsanya.
Di samping itu, kapasitas testing, sequencing, ketersediaan oksigen, dan obat-obatan juga perlu ditingkatkan.
Adapun pertemuan tersebut dihadiri 20 menteri dan 9 perwakilan organisasi internasional dari berbagai negara.
Pertemuan membahas percepatan program vaksinasi dan mentransformasi vaksin menjadi vaksinasi, khususnya di negara berkembang yang memiliki keterbatasan.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/07/12390691/menlu-96-negara-belum-penuhi-target-who-capai-vaksinasi-covid-19-40-persen