JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan akan kembali membangun jembatan Besuk Kobokan atau Gladak Perak.
Jembatan yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu putus akibat terjangan material vulkanik Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021).
"Untuk pembangunan jembatan tentunya dari PUPR pasti akan melakukan rebuilding dan memerhatikan jika nanti suatu saat akan terjadi semacam banjir lahar dingin akibat erupsi seperti yang terjadi saat ini," kata Kepala Subdirektorat Analisa Data Dan Pengembangan Sistem Kementerian PUPR Nazib Faizal, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (6/12/2021).
Update : Mari tunjukkan solidaritas dan bantu saudara-saudara kita yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Uluran tangan Anda sangat berarti. Klik untuk donasi melalui Kitabisa di sini.
Namun, Nazib mengatakan, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut terkait kondisi erupsi Gunung Semeru terkait pembangunan kembali jembatan sepanjang 129 meter itu.
"Sambil menunggu erupsi ini berakhir stabil agar teman-teman PUPR yang sedang menganalisis kapan ini didesain dalam kondisi aman," ujarnya.
Nazib mengatakan, jika dilihat dari morfologi, pembangunan kembali jembatan Besuk Kobokan cukup menantang.
Dia belum dapat memastikan apakah akan membangun jembatan sementara terlebih dahulu atau tidak.
"Tentu ini pekerjaan yang sangat menantang kalau kita mau pasang jembatan darurat," ucap dia.
Gunung Semeru yang berada di dua kabupaten, yakni Malang dan Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.20 WIB.
Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu. Selain menimbulkan korban jiwa, erupsi mengakibatkan puluhan korban luka hingga sejumlah rumah warga rusak sedang hingga berat.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru, pada Senin (6/12/2021) pukul 17.30 WIB menjadi 22 orang.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, dari total 22 korban jiwa, sebanyak 14 orang ditemukan di Kecamatan Pronojiwo dan 8 orang di Kecamatan Candipuro.
Selain itu, Abdul mengatakan, ada 27 korban yang masih dinyatakan hilang dan menjadi fokus pencarian oleh tim pencarian dan penyelamatan korban.
Kemudian, total masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru di dua kecamatan yang terkena awan panas guguran dan 8 kecamatan yang terdampak debu vulkanik mencapai 5.205 orang.
Sementara, jumlah masyarakat yang mengungsi di 19 titik pengungsian sebanyak 2.004 jiwa. Rinciannya, 305 di 9 titik di Kecamatan Pronojiwo, 1.136 jiwa di 6 titik Kecamatan Candipuro dan 563 jiwa di 4 titik Kecamatan Pasirian.
Update : Mari tunjukkan solidaritas dan bantu saudara-saudara kita yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Uluran tangan Anda sangat berarti. Klik untuk donasi melalui Kitabisa di sini.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/06/23590001/jembatan-lumajang-malang-putus-akibat-erupsi-semeru-pupr-pasti-akan