Menurut dia, hal tersebut akan membantu pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) yang tengah digalakkan.
"Saya menekankan agar berbagai kebijakan ekonomi hijau ditempatkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Hanya dengan demikian, sustainability yang sesungguhnya dapat tercapai," ujar Retno usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean Yves Le Drian, Rabu (24/11/2021).
Hal tersebut disampaikan Retno di sela pembahasan tentang pentingnya perdagangan yang adil, terbuka, dan non diskriminatif.
Sebab, kata dia, perdagangan yang adil, terbuka, dan non diskriminatif akan berkontribusi banyak bagi pemulihan ekonomi.
"Hal itu akan sangat membantu pencapaian target SDGs yang menyisakan waktu 9 tahun lagi," ujar dia.
Selain itu, ujar dia, penyalahgunaan isu lingkungan sebaga hambatan dalam perdagangan juga harus dicegah.
Adapun dalam pertemuan bilateral tersebut juga dilakukan penandatanganan Plan of Action for Deepening Strategic Partnership between Indonesia-France 2022-2027.
Kerja sama dilakukan karena Prancis merupakan salah satu mitra dagang penting Indonesia, yakni mitra dagang terbesar kelima dari Eropa.
"Tahun ini, tahun kesepuluh sejak Indonesia-Prancis memiliki kemitraan strategis. Guna memberi arah yang lebih jelas untuk kemitraan lima tahun ke depan, kami baru saja menandatangani rencana aksi," kata Retno.
Beberapa prioritas dalam rencana aksi yang dikerjasamakan adalah sektor kesehatan, pertahanan, perubahan iklim, energi, dan maritim.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/24/15011071/menlu-ri-tekankan-pentingnya-ekonomi-hijau-untuk-capai-tujuan-pembangunan