Evi mengatakan, simulasi tersebut diharapkan dapat mempermudah pemilih dan penyelenggara dalam menggunakan surat suara dan formulir yang didesain KPU.
Sebab, kata dia, belajar dari Pemilu 2019 banyak ditemukan surat suara yang tidak sah.
"Penyederhanaan surat suara ini juga akan bisa meminimalisasi terkait dengan surat suara tidak sah yang cukup tinggi pada pemilu 2019 di mana DPD sampai 19 persen lebih, sedangkan surat suara DPR suara suaranya tuh tidak sahnya itu sampai 11 persen lebih," kata Evi yang ditayangkan kanal YouTube KPU RI, Sabtu (20/11/2021).
Evi mengatakan, dalam simulasi ini, pihaknya menyiapkan dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan 100 pemilih yang terdiri dari mahasiswa, pegiat dan perguruan tinggi.
Ia mengatakan, 100 orang pemilih itu akan mencoba dua jenis surat suara yang didesain KPU. Kemudian, akan dimintai pendapat mengenai kedua surat suara tersebut.
"Selanjutnya nanti juga kita akan melakukan simulasi yang berkaitan dengan penghitungan suara, di mana KPU selain melakukan penyederhanaan surat suara kita juga melakukan penyederhanaan formulir yang akan kita rencanakan digunakan pada pemilu 2024 nantinya," ujarnya.
Lebih lanjut, Evi berharap simulasi yang dilakukan KPU tersebut dapat menghasilkan skema Pemilu yang lebih berkualitas dan berintegritas.
"Mudah-mudahan apa yang kita dapat masukan dan saran dari pemilih juga akan bisa kemudian menyempurnakan penyederhanaan surat suara dan penyederhanaan formulir," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/20/11120821/gelar-simulasi-kpu-penyederhanaan-surat-suara-mudahkan-pemilih-dan