Mengutip kominfo.go.id, narasi tersebut disebarkan melalui Facebook oleh akun bernama Sifulan yang membagikan viedo berbahasa Turki.
Video tersebut memuat cuplikan politisi Turki memperlihatkan gambar bayi dengan kelainan fisik, dan diduga diakibatkan vaksin Covid-19.
Lantas, Sifulan menarasikannya dengan menyebut bayi tersebut lahir bermata satu dan memiliki ekor karena ibunya disuntik vaksin Covid-19 dari Pfizer dan Moderna.
Melansir covid19.go.id, Rabu (17/11/2021), informasi tersebut keliru. Faktanya, foto bayi berekor tersebut merupakan hasil kerja editor grafis.
Gambar itu dibuat dan diedit fotografer Simon Stone pada 2009 dan terdapat beberapa foto bayi yang lahir cacat sebelum adanya pandemi Covid-19, serta tidak ada hubungannya antara foto bayi cacat dan vaksin Covid-19.
Melansir CNN, Jumat (26/3/2021), peneliti di Massachusetts General Hospital, Brigham and Women's Hospital and the Ragon Institute of MGH, MIT dan Harvard telah melakukan penelitian terkait dampak vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna terhadap ibu hamil.
Para peneliti mengamati 131 wanita yang menerima vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech atau Moderna.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 84 orang adalah ibu hamil, 31 ibu menyusui dan 16 perempuan tidak hamil. Sampel dikumpulkan antara 17 Desember 2020 dan 2 Maret 2021.
Hasilnya, tingkat antibodi yang diinduksi vaksin Covid-19 ini setara pada wanita hamil dan menyusui, dibandingkan dengan wanita tidak hamil.
Dengan kata lain, ibu hamil dan menyusui memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi, dibandingkan wanita tidak hamil yang telah divaksin Pfizer maupun Moderna.
"Vaksin ini (Pfizer dan Moderna) tampaknya bekerja sangat efektif pada wanita-wanita ini," kata salah satu peneliti, Galit Alter yang juga profesor kedokteran di Ragon Institute.
Terkait kabar bohong atau hoaks tentang vaksin Covid-19, pemerintah mengimbau masyarakat untuk memeriksa kembali informasi yang diterima.
Masyarakat bisa mengirim pesan WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500.
Bisa juga mengecek situs Kementerian Komunikasi dan Informasi di komin.fo/inihoaks atau turnbackhoax.id dan cekfakta.com.
Pentingnya vaksin
Pandemi Covid-19 masih berlangung di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini diperburuk dengan munculnya berbagai varian baru yang membuat virus ini semakin berbahaya.
Oleh karena itu, penting bagi siapa pun meminimalkan risiko terpapar virus SARS-CoV-2, salah satunya dengan mengikuti program vaksinasi.
Vaksin memang tidak membuat orang kebal dari Covid-19, tetapi bisa meminimalkan dampaknya.
Mengutip Kompas.com, Sabtu (17/7/2021), penelitian dari CDC menunjukkan dosis tunggal vaksin Pfizer memeliki efektivitas sekitar 60 persen hingga 80 persen untuk melawan Covid-19.
Namun, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa dua dosis vaksin tersebut memiliki nilai efektivitas hingga 90 persen untuk melawan Covid-19.
Kekebalan penuh itu sangat penting untuk melindungi setiap orang dan menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok untuk melawan pandemi.
“Selain membantu mencapai herd immunity, vaksin telah terbukti sangat efektif melawan mutasi dan varian virus Corona,” kata Joseph Khabbaza, ahli paru-paru dari Cleveland Clinic.
Adapun, pemerintah saat ini telah menggencarkan program vaksinasi sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan cara memperkuat kekebalan komunitas dan meminimalkan risiko bagi mereka yang terpapar.
Selain itu, pemerintah juga mengajak semua pihak tidak lengah dan tetap mewaspadai penyebaran Covid-19 dengan disiplin protokol kesehatan (prokes).
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahkan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 yang menyebutkan, setiap individu yang melaksanakan perjalanan wajib menerapakan dan mematuhi prokes 6M.
Prokes 6M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/18/16422431/hoaks-penampakan-bayi-punya-ekor-dan-mata-satu-akibat-ibunya-divaksinasi