Budiman mengatakan, menurut sang konglomerat, ia juga berpeluang maju sebagai calon presiden jika terpilih pada Pilkada DKI.
"Konglomeratnya ngomong begini, saya enggak perlu sebut nama ya, 'Mas Anda kan sudah di DPR, ini 2011 DKI mau ada pilgub, DKI mau ada pilgub, Mas Budiman nyalon Gubernur DKI ya. Nanti kita bantu juga pencitraan, kampanye, sosialisasi'," kata Budiman dalam wawancara di program Beginu di kanal YouTube Kompas.com, dikutip Selasa (16/11/2021).
"Demi Tuhan ini, orangnya ngomong kayak gitu, 'Ya suatu saat setelah selesai siapa tahu nanti Mas Budiman bisa jadi presiden di the next presidential election'," ujar Budiman.
Namun, Budiman menolak tawaran tersebut karena ia tengah memperjuangkan Undang-undang Desa di parlemen yang dianggapnya sebagai utang.
Menurut Budiman, janji mengesahkan UU Desa itulah yang membuat ia dapat melaju ke Senayan dengan mengantongi suara terbanyak.
Ia pun mengaku tidak akan tenang apabila ia tiba-tiba menjadi gubernur DKI Jakarta tetapi undang-undang tersebut belum disahkan.
"Saya merasa, antara Budiman menjadi Gubernur DKI di 2012 dengan Undang-undang Desa itu jadi yang lebih revolusioner mengangkat rakyat se-Indonesia itu ketika ini jadi undang-undang, bukan jadi Gubernur DKI. Saya tolak (tawarannya)," kata Budiman.
Budiman mengatakan, memang sudah menjadi panggilan sejarah bahwa UU Desa harus disahkan, meski ia bisa saja menjadi orang nomor satu di Jakarta, bahkan di Indonesia, jika menerima tawaran maju di pilkada.
"Panggilan sejarah itu rakyat harus punya Undang-undang Desa dan saya lebih memilih itu. Kalau saya memilih yang kedua bisa jadi saya jadi gubernur atau jadi presiden, saya enggak tahu ya, tapi saya memilih ini karena itu memberi saya kepuasan batin," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/16/12263251/saat-budiman-sudjatmiko-tolak-tawaran-maju-pilkada-dki