JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kader PDI Perjuangan di Solo memberikan kaus bertuliskan "Banteng Celeng" kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pada Jumat (12/11/2021).
Ketika itu, Ganjar berkunjung ke rumah Ketua DPC PDI-P FX Hadi Rudyatmo yang sedang menggelar pameran foto.
Dalam momen itu sejumlah kader partai berlambang banteng moncong putih berkumpul mengenakan baju yang sama.
Baju tersebut bernuansa merah, pada bagian depan ada foto Ganjar dan Rudy, sapaan FX Hadi. Sedangkan di bagian belakang tampak karikatur babi bertaring dan tulisan "Banteng Celeng".
Baju itu turut diberikan kader PDI-P Solo untuk Ganjar dan Rudy.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, kaus tersebut merupakan simbol.
Menurut dia, Ganjar dianggap sebagai sosok yang dapat mempersatukan dua faksi di PDI-P yang muncul terkait pencalonan presiden.
"Kaus bergambar celeng itu secara simbolis sebenarnya ada harapan besar bahwa Ganjar bisa mendamaikan antara celeng dengan banteng, dan Ganjar bisa melakukan itu sepertinya, ada harapan besar," kata Adi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/11/2021).
Adi berpandangan, pemberian kaus tersebut juga merupakan bentuk dukungan moral kepada Ganjar agar bersabar dengan dinamika politik yang ada di PDI-P sekarang.
Sebab, di satu sisi Ganjar diperjuangkan untuk maju sebagai calon presiden oleh kelompok yang disebut "celeng", tetapi seolah diperlakukan tidak baik oleh kalangan lainnya, yakni kelompok lain, atau "banteng", yang belum mau membicarakan pencapresan.
"Jadi kaus itu sebenarnya ingin supaya Ganjar bisa menyatukan kembali faksi-faksi yang saat ini sedang kebetulan sedang berbeda soal bagaimana sikap politik terhadap Ganjar," ujar Adi.
Adapun, celeng merupakan istilah yang disematkan Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto kepada kader-kader yang sudah mendeklarasikan dukungan calon presiden.
Dikutip dari kolom Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Pusat, Bambang Wuryanto dikenal sebagai penyokong utama pencapresan Puan Maharani.
Pemasangan baliho “Kepak Sayap Kebhinekaan” Puan Maharani secara masif di titik lokasi strategis tidak lepas dari peran Bambang “Pacul” Wuryanto.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPC PDI-P Purworejo, Albertus Sumbogo mengatakan, simpatisan dan kader yang mendukung Ganjar hanya menyampaikan aspirasi sebelum ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, memutuskan capres pada 2024.
“Ikhtiar politik ini supaya memengaruhi Bu Mega, bisa juga lebih obyektif memandang kader PDI-P yang baik dan memang punya kans menang,” kata Albertus, Senin (11/10/2021).
Di sisi lain, ia mengaku siap menerima sanksi hingga pemecatan bila dinilai melanggar aturan partai.
“Saya sudah katakan sejak awal, kalau itu dianggap melanggar aturan partai, saya sudah siap kok. Diberi sanksi sampai dengan pemecatan sebagai pribadi, saya siap,” tegas Albertus.
Albertus merasa masih dalam barisan PDI Perjuangan. Dia mengaku hanya menampung aspirasi masyarakat.
“Bagi saya, saya masih dalam barisan. Hak bicara, hak aspirasi itu dijamin oleh aturan. Saya tidak memutuskan yang harus jadi Ganjar, bukan. Aspirasi masyarakat ini kan perlu ditampung,” kata Albertus.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/15/12441531/menyelisik-simbol-kaus-banteng-celeng-ganjar-pranowo