JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian Delta virus corona paling banyak terdeteksi di wilayah DKI Jakarta.
Hal ini disampaikan Nadia dalam diskusi virtual bertajuk “Waspada Tangkal Varian Anyar” di Youtube FMB9ID_ IKP, Kamis (4/11/2021).
“Paling tinggi memang seperti DKI Jakarta itu 1.300 sudah terdeteksi varian Delta,” kata Nadia.
Selain DKI, menurutnya, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur juga banyak melaporkan adanya varian Delta di wilayahnya.
Ia mengatakan, selama pandemi ini varian Delta memang lebih banyak ditemukan di kota besar.
Namun, ia tidak secara rinci memaparkan data langkap sebaran varian Delta tersebut.
“Kalau kita lihat di Jawa Tengah itu ada sekitar 300-an. Jawa Barat itu ada 700-an ya varian Delta yang sudah dilaporkan,” ucap Nadia.
Oleh karena itu, Nadia pun mengajak semua pihak untuk terus waspada dan berhati-hati terhadap varian baru virus corona.
“Tentunya, ini yang menjadi kewaspadaan kita ya tetap bahwa jangan memberi kesempatan varian Delta ini berkembang lagi lebih lanjut,” tegasnya.
Saat ini tengah ramai diberitakan adanya varian baru viruc corona AY.4.2 yang diketahui sedang merebak di Inggris.
Pemerintah Indonesia pun terus mewaspadai kemungkinan masuknya varian baru virus corona, AY.4.2 ini.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya terus memonitor varian ini.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI belum mendeteksi varian baru AY.4.2 ini masuk ke Indonesia.
“Kami sudah memonitor kemungkinan adanya varian-varian baru. Kami sudah lihat bahwa di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan, yaitu AY.4.2 yang belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa,” kata Budi dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (26/10/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/04/16155291/kemenkes-sebut-varian-delta-virus-corona-terdeteksi-paling-banyak-di-dki