Pasalnya, pendidikan vokasi seperti SMK merupakan fokus pemerintah dalam menciptakan lulusan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja.
"Saya berharap siswa-siswa SMK itu disiapkan untuk kerja sehingga mereka harus sudah kerja sebelum tamat. Jadi dia sudah biasa bekerja sebelum tamat. Jangan sampai nanti sudah tamat baru belajar kerja," ujar Muhadjir saat meninjau pembangunan Workshop Alat Berat di SMK Muhammadiyah (SMKM) Berau, Kalimantan Timur, dikutip dari siaran pers, Rabu (3/11/2021).
Muhadjir mengatakan, supaya siswa SMK lebih siap menghadapi dunia kerja, maka diperlukan pembiasaan sejak dari sekolah.
Salah satunya, menghadirkan suasana kerja termasuk peralatan atau fasilitas yang sudah berteknologi digital sesuai perkembangan dunia industri.
Dia pun mencontohkan keberadaan workshop alat berat di SMK Muhammadiyah Berau yang bisa membuat siswa lebih terbiasa dengan situasi pekerjaan.
"Ini menjadi sangat mutlak dimiliki oleh semua SMK. Kalau perlu tidak ada ruang kelas, kelasnya ya di tempat workshop itu," ucap Muhadjir.
"Jadi lebih konkret. Kalau hanya diceritakan di kelas saja nanti tidak dapat apa-apa," kata dia.
Lebih lanjut Muhadjir berpesan kepada para kepala SMK untuk dapat menyiapkan lulusan SMK yang benar-benar produktif.
Termasuk para guru yang diminta lebih peka dalam menyiapkan mental dan karakter siswa SMK yang siap menjadi tenaga kerja.
“Yang paling penting sekali adalah karakter dan mental. Siswa tidak boleh lagi kalau sudah masuk SMK terus main-main, masih keluyuran. Harus tahu betul bahwa waktu itu untuk bekerja, untuk berproduktif," ujar Muhadjir.
Adapun data pokok pendidikan SMK menunjukkan, saat ini terdapat 14.464 SMK yang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai jurusan.
Dari jumlah tersebut, anak yang tercatat sebagai siswa SMK mencapai 5.073.285 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/03/10443141/menko-pmk-harap-smk-hasilkan-lulusan-siap-kerja