Salin Artikel

Menlu Retno Sebut ASEAN Hanya Undang Perwakilan Non-politis Myanmar di KTT

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan hasil pertemuan para menlu ASEAN tentang implementasi lima poin konsensus terkait penyelesaian konflik Myanmar. Pertemuan itu digelar pada Jumat (15/10/2021).

Menurut Retno, ASEAN tidak akan mengundang pemimpin junta militer Myanmar dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Konferensi tersebut akan digelar pada 26-28 Oktober.

“Untuk KTT ASEAN mendatang, ASEAN hanya akan mengundang wakil pada level non-politis,” kata Retno dalam konferensi pers virtual, Senin (18/10/2021).

Keputusan itu diambil dengan tetap menghormati prinsip non-interference dan pentingnya menghormati prinsip-prinsip lain di Piagam ASEAN, seperti demokrasi, good governance, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan pemerintahan yang konstitusional.

Kemudian, keputusan tersebut juga dinilai dapat memberikan ruang bagi Myanmar untuk mengembalikan demokrasi melalui proses politik yang inklusif. Retno pun berpandangan keputusan ini sudah sangat tepat.

“Keputusan ini tidak menghentikan komitmen ASEAN untuk menawarkan bantuan termasuk bantuan kemanusiaan,” ucap dia.

Di sisi lain, Retno menilai, implementasi dari lima poin konsensus ASEAN masih belum menghasilkan perkembangan yang siginifikan.

“Upaya kita sebagai satu keluarga tidak mendapatkan respons yang baik dari militer Myanmar," ucap Retno.

Adapun lima kesepakatan itu dicapai saat KTT di Jakarta, pada Sabtu (24/4/2021). Pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Kedua, para pemimpin sepakat agar diadakan dialog konstruktif di antara semua pihak yang berkepentingan di Myanmar. Dialog itu perlu segera dimulai untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat.

Ketiga, para pemimpin sepakat mengirimkan utusan khusus Ketua ASEAN yang akan memfasilitasi mediasi dan proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar melalui ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre).

Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Retno menegaskan, rakyat Myanmar memiliki hak dan layak mendapatkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan.

Dikutip dari Kompas.id, sejak kudeta militer pecah per 1 Februari 2021, krisis politik dan keamanan berlangsung di Myanmar hingga kini. Lebih dari 1.000 warga sipil tewas dan ribuan warga masih ditahan di berbagai rumah tahanan di seluruh Myanmar.

Kini, militer mengerahkan ribuan tentara ke utara Myanmar untuk menggempur kelompok perlawanan antijunta dan milisi etnis. Situasi mutakhir ini menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya perang saudara di negeri itu.

https://nasional.kompas.com/read/2021/10/18/16392731/menlu-retno-sebut-asean-hanya-undang-perwakilan-non-politis-myanmar-di-ktt

Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke