JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kali pertama, bendera negara pemenang tak berkibar di podium dalam seremoni kemenangan Piala Thomas yang tahun ini diselenggarakan di Ceres Arena Aarhus, Denmark, pada Minggu (17/10/2021).
Nahas, nasib sial itu menimpa tim Piala Thomas Indonesia yang justru baru saja mengakhiri puasa gelar piala bergengsi tersebut setelah 19 tahun lamanya dengan kemenangan telak 3-0 atas China.
Para atlet yang berjuang keras mengharumkan nama Indonesia justru tak merasakan kebahagiaan terbesar mereka, yakni merasakan sensasi magis saat menyanyikan "Indonesia Raya" diiringi pengibaran bendera Merah Putih di kompetisi yang mereka menangi.
Bendera Merah Putih yang semestinya berkibar di Ceres Arena digantikan dengan bendera Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Tak dikibarkannya bendera Merah Putih saat seremoni kemenangan tentu sedikit mengganggu kebahagiaan para atlet dan pencinta bulu tangkis Tanah Air karena Indonesia dinilai tidak mematuhi program test doping plan dari WADA.
Berawal dari bobroknya administrasi Indonesia
Peristiwa itu pun sejatinya bermula dari permasalahan sederhana yang kerap terjadi di Indonesia, yakni bobroknya admnistrasi dalam negeri. Meski sederhana, ternyata permasalahan administrasi ini membawa dampak yang besar, termasuk di saat Indonesia memenangi Piala Thomas.
Awalnya, WADA pada 15 September mengirim surat ke Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI). Surat itu merupakan teguran bahwa sampel untuk uji anti-doping yang dikirim Indonesia ke WADA sangat minim.
LADI merupakan lembaga mandiri yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Nomor 15 Tahun 2017 dan bertanggung jawab langsung kepada Menpora.
WADA pun memberi waktu kepada LADI selama 21 hari untuk merespons surat teguran tersebut.
Namun, LADI tak kunjung merespons surat teguran yang dilayangkan WADA. Kemudian, pada 7 Oktober, WADA resmi memberikan sanksi kepada Indonesia.
Alhasil, Indonesia tidak diizinkan mengibarkan bendera Merah Putih pada kompetisi olahraga internasional dan dilarang menjadi tuan rumah kejuaraan regional, kontinental, atau internasional.
Indonesia secara khusus juga mendapat konsekuensi tambahan karena ketidakpatuhan terhadap pengujian atau tes doping.
Imbasnya, Merah Putih dilarang berkibar di podium saat Jonatan Christie dkk merayakan kemenangan di Piala Thomas 2020.
Respons Kemenpora terlambat
Adapun Menpora Zainudin Amali baru merespons saat WADA telah memberikan sanksi kepada Indonesia.
Menpora baru berkoordinasi dengan LADI pada 8 Oktober setelah sanksi dikeluarkan pada 7 Oktober.
Dalam keterangannya, Menpora mengatakan, LADI tak dapat mengirim jumlah sampel untuk uji anti-doping karena minimnya kompetisi olahraga di Indonesia selama pandemi Covid-19.
Untuk menyiasatinya, LADI akan mengirim sampel anti-doping yang diperoleh dari atlet-atlet yang berkompetisi di PON ke-20 yang diselenggarakan di Papua.
“Nah, itu dalam surat kami yang sudah dikirim tadi itu sudah dijelaskan PON masih berlangsung. Artinya, dari PON ini kita bisa banyak sampel dan apa yang sudah direncanakan itu insya Allah akan terpenuhi,” kata Amali, dikutip dari Tribunnews.com.
Kini, Indonesia masuk masa penangguhan dan bisa terbebas dari sanksi jika memenuhi ketentuan jumlah sampel anti-doping yang diminta WADA.
Sedianya sanksi dari WADA berlangsung selama satu tahun dan akan dicabut sampai Indonesia dalam hal ini LADI menyelesaikan kewajibannya kepada WADA.
Demi mempercepat pencabutan sanksi WADA, Menpora memutuskan membentuk tim khusus yang akan dipimpin oleh Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.
Tim khusus itu beranggotakan Sekjen NOC, perwakilan pemerintah dan LADI, serta organisasi-organisasi olahraga yang dalam waktu dekat akan mengikuti kejuaraan internasional.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/18/15303041/merah-putih-tak-berkibar-saat-indonesia-menangi-piala-thomas-bermula-dari